Pasar Adat Desa Petak sedang dibangun. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Untuk memajukan perekonomian, masing-masing desa adat membuat terobosan dan menggali potensi desa. Seperti apa yang dilakukan Desa Adat Petak, Gianyar.

Untuk menggeliatkan sektor perekonomian, desa adat ini sedang membangun Pasar Adat Desa. Dengan menggunakan lahan sekitar 5 are, kini Desa Adat Petak membangun pasar.

Bahkan bangunan ini berlantai dua. Lantai satu dimanfaatkan untuk 40 orang pedagang. Sedangkan lantai dua digunakan Kantor Sekretariat dan Kantor Kepala Pasar serta balai banjar.

Lantai dasar sudah rampung dibangun dengan
menghabiskan dana Rp 650 juta. Sedangkan lantai atas masih menunggu cairnya bantuan dana dari
Pemkab Gianyar yang sudah dijanjikan Bupati Gianyar,
Made Mahayastra. Untuk merampungkan ini diperkirakan menghabiskan dana Rp 3,5 miliar.

Baca juga:  Ratusan Krama Ikuti Puncak Piodalan Pura Puri Agung Dalem Tarukan

Bandesa Adat Petak, Anak Agung Gede Putra Yasa, S.H, M.Si., mengatakan Pasar Adat Gianyar
satu-satunya pasar yang ada di jalur Gianyar dengan Kabupaten Bangli. Pasar Adat Petak dulunya memanfaatkan balai banjar.

Karena saking lamanya digunakan sehingga banyak yang rusak dan bocor di sana-sini. Karena rusak, prajuru adat, saba desa menggelar rapat dan
berencana memperbaiki balai banjar tersebut dengan mengajukan bantuan dana melalui proposal kepada Gubernur Bali.

Melalui bantuan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa Cok Ace, Desa Adat Petak mendapat bantuan Rp 500 juta dari Pemprov Bali. Kemudian ditambah dengan bantuan kas dana desa adat mencapai Rp 150 juta, sehingga terkumpul dana mencapai Rp 650 juta.

Baca juga:  Desa Adat Awan Olah Sampah Jadi Berkah

Dana itu dipandang tidak cukup untuk membangun pasar dengan dua lantai, sehingga prajuru adat dan saba desa kembali menggelar rapat mohon bantuan kepada Pemkab Gianyar. Kemudian semua
prajuru adat dan saba desa menghadap bupati mohon bantuan dana untuk melanjutkan pembangunan Pasar Adat Petak.

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Bandesa Agung Putra, Bupati Mahayastra berjanji akan membantu pembangunan pasar. Namun karena kondisi Covid-19, perekonomian serba susah sehingga bantuan Pemkab Gianyar belum cair.

Bandesa Adat Petak memaklumi keadaan ekonomi selama dua tahun dalam suasana Covid-19. Untuk gambar bangunan pasar dibuat arsitek putra desa setempat dengan tukang bangunannya juga orang lokal.

Nantinya di sebelah utara dekat jalan akan dimanfaatkan untuk pasar malam sejenis pasar senggol buka hingga tengah malam. Pasar ini diyakini bakal ramai, sebab jalur ruas Jalan Gianyar-Bangli ini tidak ada pasar desa lagi.

Baca juga:  Lepas Kendali, Mobil Terbalik di Payangan

Selain itu, pasar berdampingan dengan LPD Desa Adat Petak. ”Pasar ini setiap harinya ramai pembeli,
sebab pasar desa adat sejak dulu satu-satunya pasar yang ada di Jalur Gianyar-Bangli,” kata Agung Putra Yasa.

Dikatakan Desa Adat Petak terdiri dari dua banjar adat
masing-masing Banjar Adat Dalem Tengaling dan Banjar Adat Dalem. Ayah ngarep Dalem Tengaling mencapai 107 dan ayah ngarep Banjar Dalem mencapai 73, sehingga total dengan warga “balu
angkep” mencapai 750 KK ayahan. (kmb/balipost)

BAGIKAN