Sejumlah prajurit TNI AD berjaga dengan latar guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa pada hari ini sedikitnya terjadi dua kali guguran awan panas sehingga warga yang berada di sekitar Gunung Semeru khususnya di daerah yang terdampak diharapkan tetap waspada. (BP/Antara)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru bertambah. Dari sebelumnya tercatat 13 orang, kini mencapai 14 orang. Total korban luka, baik yang berat maupun ringan kini menjadi 56 orang.

Menurut keterangan Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdatinkom BNPB), data tersebut merupakan data per pukul 17.30 WIB.

Pelaksana tugas Kepala Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari, dikutip dari Kantor Berita Antara, Minggu (5/12) mengatakan jumlah tersebut mengalami penambahan satu orang dari data yang telah diumumkan BNPB pada Minggu pukul 12.30 WIB.

Baca juga:  Pelajaran Tata Ruang dari Lumajang

Sementara korban luka berat di RSUD Haryoto berjumlah delapan orang , RSUD Pasirian 16 orang, RS Bhayangkaran tiga orang, Puskesmas Penanggal terdapat delapan orang menjadikan total korban luka berat yaitu 35 orang. Untuk korban luka ringan sejumlah 21 orang.

Sehingga total korban luka, baik berat maupun ringan, adalah sejumlah 56 orang.

“Angka ini juga berkurang dari rilis yang kita keluarkan tadi siang sejumlah 69 orang. Artinya angka 56 orang ini adalah hasil dari informasi juga langsung dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto yang saat ini sedang berada di lapangan,” jelasnya.

Baca juga:  Percepat Penaganan Dampak Erupsi Semeru, BNPB Kirimkan Logistik Senilai Rp 1 M

Data BNPB juga jumlah penduduk yang terdampak, baik akibat awan panas dan abu vulkanik, adalah 5.205 jiwa dengan 1.300 orang berada di pengungsian. Dari jumlah tersebut, masih ada sembilan jiwa dalam proses pendataan status korban. (kmb/balipost)

BAGIKAN