Ayu Suryandari. (BP/Istimewa)

Oleh Ni Nyoman Ayu Suryandari

Generasi echo boomers adalah generasi milenial yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996. Generasi ini juga identik dengan kepiawaian mereka dalam menggunakan teknologi digital, serta terlibat aktif dalam media sosial. Generasi ini melek teknologi, sering membagikan pengalamannya pada media sosial, namun sering terjebak dengan gaya hidup yang konsumtif karena ingin terlihat keren di media sosialnya.

Gaya hidup yang seringkali di luar kemampuan ini yang akan membuat generasi muda kita berada pada situasi keuangan yang sulit, padahal seharusnya mereka mulai memikirkan instrumen investasi agar dapat menjadi bekal hingga masa tua nanti. Gaya hidup generasi echo boomers ini harus berubah, harus mampu mengatur keuangannya sedini mungkin.

Warren Buffett adalah salah satu contoh orang terkaya di dunia yang pandai dalam hal investasi. Ia berinvestasi di pasar modal sejak berumur 11 tahun. Sedangkan di Indonesia, kita memiliki Lo Kheng Hong, ia berpendapat bahwa menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan terbuka yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Baca juga:  Minim, Warga Akses Perpustakaan Digital

Generasi echo boomers harus bisa mengatur keuangannya sebelum berinvestasi, jangan sampai dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup digunakan untuk berinvestasi. Pilihan investasi dapat berupa deposito, saham, obligasi, emas, dan lainnya. Pilihlah investasi yang mampu memproteksi kekayaan dari inflasi. Lalu, yang cocok untuk generasi echo boomers yang mana? Salah satu pilihan investasi yang cocok adalah saham.

Saham merupakan instrumen yang aman untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi karena sudah mendapat perlindungan dan kepastian dari pemerintah. Berinvestasi saham tidak memerlukan dana yang besar, cukup mengeluarkan dana minimal Rp 10.000 untuk membeli 1 lot saham, tentu dengan melakukan analisis fundamental terlebih dahulu terhadap kinerja perusahaan. Selain investasi ini tidak mengganggu dana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, investasi ini juga mampu dimanfaatkan oleh echo boomers yang suka membagikan pengalaman berinvestasinya di media sosial. Sehingga media sosial ini akan mampu menjadi sarana untuk literasi investasi. Jadi, walau masih terkena dampak pandemi, echo boomers masih bisa mendapatkan cuan dari investasinya.

Baca juga:  Harga Kopi Kintamani di Musim Panen Tak Sebagus Tahun Lalu

Apakah terlalu dini bagi generasi muda untuk memikirkan investasi? Kaum generasi muda adalah kaum yang memiliki waktu luang yang jauh lebih banyak dan memberikan peluang investasi yang lebih lama. Jadi sangatlah tepat bagi mereka untuk secepatnya memulai untuk melakukan investasi.

Berinvestasilah secara konsisten, misalnya berinvestasi setiap bulan akan memberikan manfaat yang luar biasa hanya dengan menggunakan media smartphone. Investor muda ini akan memperoleh keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun capital gain (keuntungan dalam menjual saham). High risk high return, jika dibandingkan dengan deposito, investasi saham akan memberikan keuntungan yang lebih tinggi walaupun akan dibarengi dengan risiko yang lebih tinggi juga.

Baca juga:  Ini Kunci Utama Melawan Pandemi Covid-19

Investasi saham yang dilakukan dapat berupa investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Untuk investasi jangka pendek (trading), investor harus paham analisis teknikal. Sedangkan untuk investasi jangka panjang, investor harus memahami analisis fundamental. Bagi investor yang belum memahami kedua analisis tersebut juga tetap bisa berinvestasi dengan meminta saran atau bantuan broker dalam bertransaksi. Selamat berinvestasi.

Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Akuntansi FEB Universitas Udayana

BAGIKAN