Seorang pedagang acung berjalan di Pantai Kuta saat pandemi.COVID-19 melanda. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penerapan sistem ganjil genap di kawasan pariwisata Kuta, Badung memantik reaksi masyarakat Kuta. Pasalnya, kebijakan itu dikhawatirkan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke pantai berpasir putih ini.

Terlebih, Pantai Kuta baru dibuka untuk umum pasca PPKM Level 3 diberlakukan. Karena itu, Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista, berharap kebijakan sistem ganjil genap dikaji kembali, sebelum menimbulkan dampak negatif bagi pariwisata Bali, khususnya Kuta. “Sebaiknya kebijakan ini terlebih dahulu dikaji lebih matang,” ujar Wayan Wasista, Senin (20/9).

Baca juga:  Nekat Naik Sampan dan Bawa Motor Masuk Bali, Lima Warga Banyuwangi Ditangkap

Menurutnya, kebijakan tersebut belum tepat dilaksanakan. Alasannya, sejak dibuka pengunjung Pantai Kuta masih tergolong sepi.

Semenjak dibuka peningkatan kunjungan ke Pantai Kuta hanya mencapai 30 persen. ‘Kami juga merasa kebingungan terkait penerapan kebijakan itu. Kalau tujuannya untuk mengurangi kemacetan, saat pandemi ini tidak ada kemacetan di Kuta, kalau untuk mengurangi penularan COVID-19 di Pantai Kuta juga masih sepi,” ungkapnya.

Wayan Wasista mengharapkan kebijakan ganjil genap tidak hanya diberlakukan di kawasan pariwisata Kuta, melainkan di kawasan pariwisata lainnya. “Selain Kuta masih banyak daerah lain menerima kunjungan wisatawan,” ucapnya.

Baca juga:  Dari Kata Kutha Parwata Dipecat PDIP Jelang Pilbup hingga Tambahan Harian Kasus COVID-19 Kembali Melonjak

Seperti diketahui, masyarakat Kuta sangat menanti pembukaan Pantai Kuta, meski sebagai Daya Tarik Wisata (DTW) tetap dibatasi dengan kapasitas pengunjung maksimal 50 persen sesuai Protokol Kesehatan (Prokes). “DTW termasuk Pantai Kuta sudah bisa dibuka, namun dengan catatan tetap Prokes-nya dan jumlah pengunjung dibatasi sekitar 50%,” ujarnya.

Bagi Wayan Wasista, warga di lingkungan Desa Adat Kuta dan seluruh pekerja yang mengandalkan sektor pariwisata, menanti dibukanya Pantai Kuta sejak lama. Ini, menjadi harapan baru untuk memperoleh rejeki.

Baca juga:  Tambahan Pasien COVID-19 Bali di Bawah 100 Orang, Daerah Ini Terbanyak Laporkan Kasus

“Kami harap ke depan pemerintah tetap (membuka), tidak ada buka tutup lagi. Harapan kami demikian, sehingga masyarakat kami bisa mencari rejeki, dan kehidupan sedikit demi sedikit dapat berangsur-angsur pulih serta pariwisata Bali dapat kembali bangkit,” katanya. (Parwata/balipost)

BAGIKAN