Tangkapan layar level assesment penyebaran COVID-19 di kabupaten/kota seluruh Indonesia. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 baru yang dicatatkan nasional pada Jumat (20/8), masih berjumlah puluhan ribu. Korban jiwa pun bertambah di atas seribu tiga ratusan orang.

Kabar baik lainnya, jumlah pasien sembuh masih bertambah cukup tinggi. Jumlahnya ada di kisaran 26 ribuan orang.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 20.004 orang. Kumulatifnya menjadi 3.950.304 orang.

Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 26.122 orang. Total pasien sembuh menjadi 3.499.037 orang.

Korban jiwa tercatat 1.348 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 123.981 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 327.286 orang.

Indikator Penting

Penularan yang masih cukup tinggi ini memperlihatkan positivity rate yang masih di atas rekomendasi WHO. Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid . Ia menyebutkan positivity rate dan testing rate adalah indikator penting dalam menilai status transmisi atau penularan COVID-19. WHO juga merekomendasikan untuk suatu wilayah mampu melakukan testing minimal 1 orang per 1.000 penduduk per minggu untuk mengukur upaya surveilans yang dilakukan.

Baca juga:  Gepeng Berkedok Jualan Tisu di Kuta Dikeluhkan Wisatawan 

“Pekan lalu, seluruh provinsi mampu mencapai testing rate yang ditetapkan. Walaupun begitu dengan kapasitas yang ada, sesuai dengan instruksi, kita mampu dan akan terus menargetkan testing mencapai 400.000 tes per hari,” ujar dr. Nadia.

Dia menambahkan, upaya penemuan kasus dilakukan dengan memprioritaskan populasi yang berisiko tinggi untuk menularkan virus, yaitu pasien dengan kriteria suspek dan juga kontak erat.

Pembelajaran yang terjadi di Jawa dan Bali hendaknya menjadi kewaspadaan bagi provinsi-provinsi di luar Jawa dan Bali, terutama karena adanya varian baru. “Kita berharap dan terus berupaya untuk melokalisasi setiap wilayah yang berpotensi munculnya kluster-kluster dan penularan aktif,” ujarnya, dalam rilis yang diterima.

Baca juga:  Gempa di Karangasem, Bocah Perempuan Meninggal Dunia

Dia menegaskan, varian delta merupakan varian baru yang saat ini mulai mendominasi pelaporan varian di hampir seluruh negara di dunia. Varian ini harus selalu diwaspadai karena memiliki kemampuan penularan dan potensi gejala dan keparahan yang lebih tinggi.

dr. Nadia memastikan, Indonesia terus berupaya melakukan kegiatan sekuensing untuk memantau penyebaran varian baru, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri. Per tanggal 18 Agustus 2021, sudah lebih dari 5.000 sekuensing dilakukan dengan 80% hasil adalah varian delta.

Dia mengimbau pemerintah daerah di beberapa wilayah untuk lebih waspada dan meningkatkan testing dan tracing mengingat dominasi varian delta yang terdeteksi. Beberapa wilayah yang dimaksud adalah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

Baca juga:  Pertama di Indonesia, BRI Penuhi Standar PRISMA Versi Kemenkumham

dr. Nadia mengingatkan, bagi provinsi atau daerah lain yang belum melaporkan atau belum menemukan varian ini juga untuk tetap waspada. Pemerintah daerah diharapkan aktif meningkatkan upaya testing dan tracing, dan melaporkan kasus-kasus yang masuk kriteria untuk dilakukan pemeriksaan sekuensing ke laboratorium rujukan. “Sekali lagi, upaya pengendalian dan vaksinasi yang kita lakukan saat ini masih terbukti efektif untuk mencegah penularan, dan mencegah keparahan dan kematian akibat infeksi varian delta ini,” ujar dr. Nadia. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *