Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., melakukan peninjauan lokasi Isolasi Terpusat (Isoter) di Wisma Bima 1, Kuta, Jumat (20/8). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Terkait penanganan COVID-19, perlu dilakukan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat. Bahwa, COVID-19 atau yang terpapar COVID-19 itu bukan aib.

Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, S.E., M.M., saat melakukan peninjauan lokasi Isolasi Terpusat (Isoter) di Wisma Bima 1, Kuta, Jumat (20/8), mengatakan bagi yang terpapar, disarankan untuk tidak menutupi dan terbuka. Sehingga bisa segera mendapat penanganan.

“Jadi tak ada satupun orang yang kebal terhadap virus COVID-19 ini. Oleh karenanya, kalau kita sudah kena saya sangat sarankan untuk menuju ke tempat perawatan. Yaitu diisolasi terpusat bagi yang OTG. Supaya tidak menyebar ke orang lain. Kemudian juga supaya mendapat penanganan yang lebih baik, bisa mendapat perawatan penyembuhan dalam waktu segera,” katanya.

Baca juga:  BNPB Sidak Kesiapan Hotel Karantina

Lebih lanjut, kata Ganip, strategi utama untuk mempercepat pemulihan di Bali dari hasil kunjungan selama dua hari ini, pihaknya melihat Bali sebagai ikon wisata dunia, perlu perhatian bersama untuk mengembalikan Bali seperti semula. BNPB dalam hal ini Satgas, sejak tahun 2020 sudah menggagas program “Bali bangkit Bali kembali”.

Bahkan kata dia, sejumlah event-event internasional banyak menunggu untuk digelar di Bali. Pihaknya melihat bahwa dalam hal ini harus bersama-sama, dengan semua komponen masyarakat untuk bisa menekan laju penularan di Bali.

Baca juga:  Dibandingkan Desember 2021, Bali Inflasi di Atas 1 Persen

Khususnya, pihaknya sangat memperhatikan strategi untuk membatasi sejumlah hal, seperti mobilitas, karena yang membawa ini adalah manusia.

“Itu harus dikontrol, orang yang melakukan perjalanan dari dan ke bali baik melalui udara maupun laut, istilahnya diperketat mobilitas. Ikuti saja aturan yang sudah dikeluarkan oleh Satgas maupun Kementerian Perhubungan,” ucapnya.

Langkah kedua lanjut dia yang perlu diperhatikan adalah strategi testing, tracing dan treatment (3T) harus ditingkatkan. Dan hal yang paling penting menurutnya adalah penegakan protokol kesehatan. “Selain membatasi mobilitas dan 3 T, yang paling penting adalah protokol kesehatan,” tegasnya.

Baca juga:  Hingga Selasa, Ini Jumlah Naker Migran Badung Huni Rumah Singgah

Pada peninjauan ini, turut mendampingi, Sekretaris Satgas COVID-19 Bali, Made Rentin, Kadis Kesehatan Badung, dr. I Nyoman Gunarta, dan pihak terkait. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *