Polisi mengawasi lalu lintas kendaraan di salah satu pintu masuk Kota Denpasar di Jalan Gatot Subroto Barat, Rabu (21/7). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Terkait penerapan PPKM Level 4 dan 3 pada 10 hingga 16 Agustus 2021, terdapat 26 kota/kabupaten yang turun dari level 4 ke 3. Hal ini menunjukkan perbaikan di lapangan yang cukup signifikan. Demikian dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, Senin (9/8) malam.

Dalam keterangan pers virtualnya disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar, Luhut mengatakan evaluasi tersebut dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian. Alasannya ditemukan input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian.

Baca juga:  Mal hingga Pusat Perdagangan Diizinkan Buka, Ini Pengaturannya

Menyangkut ini, pihaknya mengaku terus bekerja keras untuk mengharmonisasi data dan memperbaiki Si Lacak. “Kami membentuk tim khusus untuk wilayah-wilayah yang mengalami lonjakan kasus kematian signifikan dalam beberapa minggu terakhir, seperti yang terjadi di Yogyakarta,” ungkapnya.

Ia menyebutkan pelaksanaan 3M dan 3T juga menunjukkan perbaikan. Selain itu, juga capaian vaksinasi. “Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu membahu mensukseskan ini,” katanya.

Dikatakan Luhut, kepatuhan memakai masker sudah mencapai 82 persen, meningkat 5 persen dibandingkan Februari-Maret. “Kami menghimbau seluruh masyarakat agar membudayakan memakai masker ini karena kita mungkin akan hidup bertahun-tahun ke depan dengan masker ini,” cetusnya.

Baca juga:  Pj Gubernur Minta Pj Bupati Gianyar Tangani Kemiskinan Ekstrem dan Stunting

Sebab, penggunaan masker ini dikatakan Luhut merupakan salah satu alat pencegahan penularan virus varian Delta selain vaksinasi.

Dalam hal peningkatan tracing dan testing, Luhut mengklaim bahwa jumlah spesimen dan orang yang dites mengalami peningkatan signifikan. Mencapai 3 kali lipat sejak Mei 2021. Keterlibatan TNI-Polri dalam tracing juga dikatakannya mampu meningkatkan kontak erat yang berhasil ditracing.

Saat ini, diakuinya, memang masih ada pencatatan manual untuk tracing ini karena adanya keterbatasan internet, terutama di wilayah perdesaan. Namun, ia menekankan bahwa hal ini akan terus diperbaiki dengan menambah jumlah digital tracer, tracer lapangan, dan juga perbaikan sistem Si Lacak yang lebih adaptif guna mengakomodasi tracing kontak erat yang akan makin besar hari ke harinya.

Baca juga:  Pemda Diminta Buat Isoter Khusus Ibu Hamil

Dalam hal vaksinasi, ia menyebutkan sejumlah wilayah aglomerasi menunjukkan percepatan laju harian yang cukup signifikan. Hal ini tentu saja akan membantu upaya pengendalian pandemi COVID-19 akibat varian Delta. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *