Warga berjalan di pusat kota Melbourne yang sepi pada hari pertama penguncian negara bagian Victoria, Australia, untuk menahan lonjakan kasus COVID-19, Juli 2021. (BP/Antara)

SYDNEY, BALIPOST.com – Victoria, negara bagian berpenduduk hampir 7 juta orang, kembali berada dalam penguncian (lockdown). Ini sudah keenam kalinya untuk negara bagian Australia itu melakukan tindakan pembatasan di tengah upaya menahan wabah COVID-19 yang dipicu oleh varian Delta.

Perluasan pembatasan itu memicu demonstrasi anti lockdown di ibu kota Victoria, Melbourne. Dikutip dari Kantor Berita Antara, lockdown telah diberlakukan di pantai timur, termasuk di tiga kota terbesar Australia –Sydney, Melbourne dan Brisbane.

Ini, membuat sekitar 60 persen dari 25 juta penduduk negara itu berada dalam perintah yang ketat untuk tetap tinggal di rumah. Enam kasus COVID-19 yang didapat secara lokal terdeteksi di Victoria pada hari Jumat (6/8), sehari setelah beberapa infeksi baru yang tidak terkait dengan Melbourne tiba-tiba muncul. Victoria melaporkan delapan kasus pada Kamis.

Baca juga:  Kasus COVID-19 di India Lewati 9 Juta Orang

Semua kasus COVID-19 pada Jumat terkait dengan kasus yang dilaporkan sebelumnya, tetapi mereka tidak dikarantina selama masa penularan virus, kata departemen kesehatan negara bagian itu.

Di Brisbane, pihak berwenang melaporkan 10 kasus baru, turun dari 16 kasus pada hari sebelumnya. Mereka berharap penguncian akan dicabut seperti yang direncanakan pada Minggu.

Penduduk Newcastle, kota terbesar kedua di negara tetangga New South Wales, juga berada di bawah lockdown selama sepekan sejak Kamis. Keputusan itu diambil setelah kasus-kasus baru diperkirakan terkait dengan pesta pantai yang dikunjungi sejumlah warga Sydney.

Baca juga:  Kasus Harian COVID-19 di Korsel Tembus 100 Ribu Orang

Sydney, kota yang terdampak paling parah, sehari sebelumnya melaporkan 262 infeksi baru. Kenaikan harian terbesar selama pandemi meski kota tersebut berada dalam penguncian selama berminggu-minggu.

Varian Delta yang menular cepat sedang menguji penanganan krisis COVID-19 Australia, negara yang selama ini terbilang berhasil mengatasi pandemi dengan tingkat paparan relatif rendah. Lebih dari 35.350 kasus dan 932 kematian telah dilaporkan sejauh ini.

Baca juga:  Belasan Warga Bali Meninggal Terinfeksi COVID-19, Empat Wilayah Jadi Penyumbang Terbanyak

Tetapi sistem buka-tutup lockdown di tengah upaya vaksinasi yang lambat telah membuat frustrasi penduduk. Hingga kini baru sekitar 21 persen orang di atas 16 tahun yang sudah divaksinasi penuh,

Perdana Menteri Scott Morrison dikecam karena vaksinasi yang lambat. Namun dia menyalahkan kondisi itu pada penundaan perubahan petunjuk medis pada vaksin AstraZeneca dan kendala pasokan vaksin Pfizer.

Vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal menunggu petunjuk medis yang baru menyusul kekhawatiran terhadap kasus pembekuan darah yang langka. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *