Perawat mengenakan alat pelindung diri (APD) menangani pasien di Poli Pinere RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (9/7/2020). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Anggaran kesehatan dalam penanganan COVID-19 akan meningkat hingga Rp 300 triliun pada tahun 2021. “Sebuah angka yang sangat besar karena memang sebagian besar anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adalah alokasi kesehatan,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dikutip dari kantor berita Antara, (4/8)

Sri Mulyani menjelaskan, jumlah anggaran awal yang dialokasikan untuk kesehatan pada tahun 2021 sebesar Rp 176 triliun, namun bertambah menjadi Rp 214,9 triliun seiring dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca juga:  BOR dan Positivity Rate Bali Turun, Sayang Masih Lebih Tinggi dari Nasional

Selain itu, belanja untuk bantuan sosial juga ditingkatkan menjadi Rp 187 triliun pada tahun 2021 karena masyarakat mengalami tekanan yang sangat luar biasa pada saat pemerintah melakukan pembatasan.

Ia menyebutkan, jenis bantuan sosial yang ditingkatkan antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta masyarakat paling bawah, kartu sembako untuk 18,8 juta, Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk 10 juta dan 5,95 juta penerima tambahan, serta bantuan logistik dalam bentuk beras Bulog.

Baca juga:  Dibantah, Vaksinasi Anggota dan Keluarga DPR Dilakukan Tertutup

“Ada pula Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan bantuan kuota internet bagi para pelajar di Tanah Air, hingga berbagai diskon listrik yang diperpanjang hingga akhir tahun,” ungkap Sri Mulyani.

Maka dari itu, Bendahara Negara mengatakan, seluruh tambahan alokasi anggaran kesehatan maupun perlindungan sosial tersebut menyebabkan alokasi PEN meningkat dari Rp 699 triliun pada 2020 menjadi Rp 744,75 triliun pada tahun ini. (Kmb/balipost)

Baca juga:  Apapun Varian COVID-19, Prokes dan Vaksinasi Pelindung Kuat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *