Pasar Seni Semarapura, Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pemerintah telah memutuskan PPKM Level 4 sampai 2 Agustus. Kabar ini kian menyulitkan dunia usaha untuk sekadar bisa menyambung hidup.

Seperti yang dialami para pedagang kain endek di Pasar Seni Semarapura, Klungkung. Meski situasi sangat sepi pembeli, mereka tetap berharap keberuntungan dengan tetap membuka lapak, meski kedatangan pembeli nyaris tidak ada.

Perpanjangan PPKM Level 4 ini sangat tidak diharapkan para pedagang. Apalagi bagi masyarakat yang bergelut didunia UMKM seperti mereka.

Pusat kain tenun endek dan songket di Bali ini benar-benar sepi pembeli. Mayoritas toko sudah tutup sejak PPKM.  Harapan pedagang untuk segera ke situasi normal makin sulit, karena PPKM Level 4 terpaksa harus dilanjutkan, dengan pertimbangan makin tingginya angka COVID-19.

Baca juga:  Di Kuta Utara, Pelanggaran Jam Operasional PPKM Level 4 Masih Ditemukan

Salah satu pedagang setempat, Ni Wayan Wita, saat ditemui di lapaknya Senin (26/7) nampak hanya bisa bengong. Sudah berjam-jam ia duduk dari baru buka, namun masih tak ada satu pun pembeli yang datang ke lapaknya.

Selama PPKM Darurat hingga berganti nama jadi PPKM Level 4, ia mengaku tak satupun ada pembeli yang datang. Ini menjadi kondisi terparah selama bertahun-tahun ia berjualan di Pasar Seni Semarapura.

Sebab, sebelum penerapan PPKM Jawa-Bali, pedagang masih bisa berjualan walaupun pembeli yang datang hanya sekitar 10 persen dari situasi normal. “Tetapi sejak PPKM ini, jangankan hari kerja seperti sekarang. Hari libur pun sama sekali tidak ada pembeli yang datang. Sementara iuran pasar, dapat tidak dapat jualan pedagang tetap bayar. Karyawan juga tetap kerja tanpa potong gaji. Kasihan juga kalau di rumah,” katanya.

Baca juga:  Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif

Tidak hanya pedagang, para tukang jahit yang setiap harinya buka lapak menerima pesanan jahitan maupun service pakaian di tengah pasar pun mengaku tidak bisa berbuat banyak. Mesin jahit salah satu penjahit Komang Ariani nampak tak beroperasi sejak lapaknya buka. Tidak ada satu pun pelanggan datang ke tempatnya. Penjahit ini pun hanya bisa pasrah, karena hampir semua orang yang mengais rejeki di pasar, mengalami tekanan serupa.

Baca juga:  Gubernur Tinjau Produksi Kain Endek Bali di Desa Sulang

Diantara mereka yang tetap memilih peruntungan dengan tetap membuka lapak, banyak juga pedagang di Pasar Seni Semarapura yang memilih tutup toko dan lapak. Sebab, biaya operasional dan gaji karyawan sudah tak bisa ditanggung lagi. Mereka berharap PPKM ini segera berakhir. Sekaligus membuka kembali jalan usaha mereka agar bisa hidup lagi. Jika situasinya tetap seperti ini para pedagang sudah tak sanggup bertahan lebih lama lagi. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *