Dokumentasi - Patung Gadis Fearless melihat tanda "Tolong Tetap di Rumah" di Lapangan Federasi yang kosong pada hari pertama dari lima hari penguncian yang diterapkan di Negara Bagian Victoria sebagai tanggapan terhadap wabah COVID-19 di Melbourne, Australia (13/2). (BP/Ant)

SYDNEY, BALIPOST.com – Melbourne mencabut penguncian (lockdown) pada Kamis (10/6) malam. Tetapi beberapa pembatasan perjalanan dan pertemuan akan tetap ada, termasuk aturan yang akan memaksa lima juta penduduk kota untuk tinggal di rumah.

Negara Bagian Victoria melaporkan nol kasus COVID-19 yang terjadi secara lokal untuk pertama kalinya dalam hampir tiga minggu ketika ibu kota negara bagian di Australia itu, Melbourne, keluar dari penguncian yang sebelumnya berlangsung selama dua minggu.

Baca juga:  Karena Ini, Kasus COVID-19 Bisa Bertahan Lama di Indonesia

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (11/6), Negara bagian tetangga Victoria, yakni New South Wales (NSW) dan Queensland, sementara itu waspada terhadap virus setelah seorang wanita yang terinfeksi beserta suaminya melakukan perjalanan dari Victoria melalui beberapa kota perdesaan di kedua negara bagian.

Wanita berusia 44 tahun itu dinyatakan positif COVID-19 setelah sampai di Queensland. Kemudian menularkan virus tersebut kepada suaminya.

Baca juga:  Jerman Tiadakan Penguncian Natal

Kafe, restoran, stasiun layanan, dan toko swalayan di NSW dan Queensland telah terdaftar sebagai titik panas virus, meskipun pejabat Queensland mengatakan pasangan itu kemungkinan berada di akhir periode infeksi dan berisiko rendah.

NSW, negara bagian terpadat di negara itu, belum melaporkan kasus COVID-19 yang didapat secara lokal dalam lebih dari sebulan, sementara Queensland terakhir melaporkan kasus pada akhir Maret.

Queensland melaporkan tidak ada kasus lokal pada Jumat, sementara NSW diperkirakan akan melaporkan jumlah kasus hariannya pada Jumat.

Baca juga:  DPR Setujui RUU Ratifikasi Konvensi Minamata

Australia telah bernasib jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya selama pandemi. Negara itu mencatat hanya lebih dari 30.200 kasus COVID-19 dan 910 kematian, sebagian besar di panti wreda di Victoria.

Penguncian cepat, kontrol perbatasan internal, dan aturan pembatasan sosial yang ketat telah membantu negara itu mengatasi wabah COVID-19. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *