hibah
Ilustrasi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Puluhan sekolah di Kabupaten Bangli tahun ini mendapat bantuan rehabilitasi ruang belajar. Bantuan bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Dewa Agung Purnama, Kamis (10/6), mengatakan 20 sekolah yang mendapat bantuan rehabilitasi ruang belajar itu terdiri dari 4 SMP dan 16 SD. Total nilai DAK yang dikucurkan pemerintah pusat untuk membiayai kegiatan rehabilitasi ruang belajar mencapai Rp 22 miliar. “Ada rehab ruang kelas, rehab toilet, laboratorium, ada juga pembangunan gedung baru,” ungkapnya.

Baca juga:  Saat Pencoblosan, Puluhan KK Warga Yeh Tangga Berharap Difasilitasi Kendaraan

Bantuan tersebut diberikan pemerintah pusat berdasarkan usulan di tahun sebelumnya. Sebelum bantuan dikucurkan pemerintah pusat telah melakukan verifikasi.

Diakui Agung Purnama masih banyak sekolah di Kabupaten Bangli yang butuh bantuan rehab. Pihaknya meyakini pemerintah akan memberikan bantuan secara bertahap. “Selain dari DAK, untuk sementara ini belum ada kegiatan rehab sekolah menggunakan dana APBD kabupaten. Karena situasi masih pandemi, dana masih difokuskan untuk penanganan COVID-19,” pungkasnya.

Baca juga:  Banyak Siswa Miskin Tak Tertampung di Tingkat SMA

Sementara itu, berdasarkan informasi, masing-masing sekolah mendapat banttuan DAK untuk rehabilitasi ruang belajar dengan nilai berbeda-beda. Ada yang dapat Rp 500 juta lebih, Rp 700 juta lebih, Rp 1 miliar, dan ada juga yang dapat Rp 3,3 miliar.

Seperti di SMPN 3 Bangli. Sekolah yang berlokasi di Desa Tamanbali itu tahun ini mendapat bantuan DAK Rp 3,3 miliar untuk perbaikan beberapa lokal ruang belajar dan laboratorium.

Baca juga:  IHDN Denpasar Gelar Konferensi Internasional, Memasyarakatkan dan Mempraktikkan Weda

Plt. Kepala SMPN 3 Bangli Ni Made Suryadini mengatakan beberapa ruang kelas dan ruang laboratorium di sekolahnya memang layak mendapat perbaikan. Sebab kondisinya sudah rusak berat. Kerusakan terjadi pada bagian atap. “Kalau dari luar kelihatannya masih bagus. Tapi ketika naik ke atap sudah rusak berat. Seperti yang di lab, kayu penyangganya sudah rusak dan plafonya rontok,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *