Salah satu tangkap layar saat salah satu kegiatan ETA berlangsung, dihadiri oleh fasilitator-fasilitator serta siswa SMAN 1 Kintamani dan siswa Troy Howard Middle School. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Kemampuan berbahasa asing menjadi hal yang perlu dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Selain memberi kemudahan akses terhadap informasi dan pertukaran pengetahuan secara global, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris juga diperlukan memperkuat jejaring internasional.

Meski begitu, tidak sedikit orang yang kesulitan memperoleh kecakapan tersebut. Menanggapi hal ini, Putera Sampoerna Foundation (PSF) bersama Usaha Tegas, Sdn. Bhd. menginisiasi Lighthouse School Program (LSP). Ini merupakan program pengembangan sekolah yang berusaha mewujudkan sebuah sekolah model yang efektif dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, yang mencapai/melampaui Standar Nasional Pendidikan.

LSP ini diterapkan di sekolah binaan, SMAN 1 Kintamani sehingga nantinya dapat menjadi referensi bagi sekolah lainnya. Sebagai bagian dari program tersebut, Putera Sampoerna Foundation melaksanakan kegiatan English Teaching Assistant (ETA) dengan mengusung tema “Connecting Global Classrooms.”

Baca juga:  Siswa SMAN 1 Kintamani Raih Beasiswa "Indonesia Maju" ke Kanada

Untuk memaksimalkan kegiatan ETA, PSF berkolaborasi dengan Guy Hamlin seorang guru Troy Howard Middle School, Maine, Amerika Serikat mengadakan Virtual Student’s Exchange. Kegiatan dilaksanakan selama dua bulan mulai dari awal Februari hingga akhir Maret 2021.

Meskipun kegiatan ini dilakukan secara virtual, para siswa SMAN 1 Kintamani sangat antusias bertemu siswa Troy Howard Middle School. Mereka aktif bertukar sapa, lalu bercerita seputar aktivitas sampai kultur budaya daerahnya masing-masing menggunakan bahasa Inggris.

“I feel like, and this is just me, being around people who are happy just makes me happy as well (Saya merasa seperti, dan memang beginilah aku, jika aku berada di lingkungan bersama orang-orang yang menyenangkan tentu membuat aku juga merasa bahagia),” ucap Drew Kulbe, siswa Troy Howard Middle School.

Baca juga:  2021, Badung akan Bangun RKB Dua SMPN

Tak hanya berfokus pada siswa, guru SMAN 1 Kintamani juga mendapatkan pelatihan English for Teacher untuk mengembangkan wawasan dalam berbahasa Inggris. Pelatihan ini dilaksanakan pada Rabu dan Kamis setiap minggunya.

Pelatihan ini didampingi oleh Grace Marcellina P., seorang fasilitator dari British Council dan Buyung Sudrajat, fasilitator dari PSF. Materi dikemas menarik sehingga guru SMAN 1 Kintamani sangat menikmati pelatihan ini.

Grace mengatakan “pelatihan ini tidak hanya menyelesaikan materi, namun hal terpenting adalah penguatan skill dari masing-masing guru.”

Selain memfasilitasi English for Teacher, Buyung juga membagikan pengalamannya serta membantu para siswa dalam merencanakan pendidikan di jenjang berikutnya melalui sesi International Experience: Studying and Working Abroad yang dilaksanakan pada 1 Februari hingga 5 Februari 2021.

“Awalnya untuk belajar bahasa Inggris memanglah sulit, grammar saya masih berantakan dan terkadang masih campuran dengan bahasa Indonesia. Tapi the point is saya harus mencoba, karena jika tidak mencoba maka saya tidak akan pernah tahu kemampuan saya. Jadi saya terus belajar,” ujar Buyung pada 1 Februari lalu.

Baca juga:  Sekolah Ngaku Terkejut Siswinya Curi Sesari

“Semoga apa yang diberikan oleh PSF bisa bermakna untuk hidup kalian (siswa) di masa mendatang, dan ini menjadi pembeda dari siswa SMAN 1 Kintamani dengan siswa di sekolah lainnya. Perbedaan ini harus dimanfaatkan dengan baik, dimaksimalkan, dan tentunya dihargai,” pesan I Ketut Ada, Kepala SMAN 1 Kintamani.

Kegiatan ETA ini masih akan berlangsung sampai akhir Maret 2021 dengan serangkaian aktivitas lain. Seperti Writing Class dan coaching/pendampingan bagi guru bahasa Inggris bersama fasilitator PSF dan guru penutur asli bahasa Inggris dari Amerika Serikat. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *