Moeldoko. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Isu soal adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan dari Partai Demokrar beberapa hari ini ramai jadi perbincangan. Sebab, yang melontarkan adanya dugaan ini adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Nama Moeldoko pun disebut sebagai pihak yang ingin melakukan pengambilalihan itu. Dikutip dari Kantor Berita Antara, Moeldoko yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan angkat bicara terkait isu itu, Rabu (3/2).

Ia menegaskan bahwa dirinya adalah orang luar Demokrat yang tidak punya urusan dengan kegiatan internal partai tersebut. “Saya orang luar, tidak ada urusannya di dalam, jadi biasa-biasa saja,” kata Moedoko, di kediamannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga:  Usai Isoman 16 Hari, Menkes Budi Gunadi Kembali Beraktivitas

AHY menyebut gerakan politik yang ingin mengkudeta dirinya mendapat dukungan pejabat Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Belakangan kader Demokrat menyebut sosok tersebut adalah Moeldoko.

Moeldoko pun kembali membantah isu bahwa ia ingin melakukan kudeta dalam tubuh Partai Demokrat. “Kerjaan gue setumpuk gini ngurusin yang tidak-tidak saja. jangan lah apa membuat sesuatu yang menurut saya sih kayaknya ini kayak dagelan saja begitu,” ujar Moeldoko.

Baca juga:  Ribuan Pengunjung Hebohkan Tanjungpinang Internasional Dragon Boat Race

“Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak ‘kan mereka di dalam. Apa urusannya. Tidak ada urusannya, ‘wong’ saya orang luar,” ujar Moeldoko lagi.

Moeldoko mengaku juga menghormati pendiri Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Saya ini siapa sih. Saya ini apa. Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada Pak SBY, ada putranya Mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut ya. Kenapa mesti menanggapi seperti itu. Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa, partai politik itu biasa,” ungkap Moeldoko.

Baca juga:  Demokrat Cabut Dukungan ke Anies Baswedan

Bahkan, menurut Moeldoko, bila ia memiliki kekuatan persenjataan, tidak mungkin meminta anggota DPC dan DPD Partai Demokrat untuk menggulingkan AHY.

“Anggaplah saya punya angkatan bersenjata, anggaplah Panglima TNI ingin menjadi Ketua Demokrat, memangnya gue bisa menodong senjata para DPC/DPD. Semua kan ada aturan, AD/ART dalam semua parpol,” ujar Moeldoko. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *