Mentri KKP Sakti Wahyu Trenggono meninjau budidaya Lobster di Teluk Sumberkima, Kecamatan Gerokgak Rabu (20/1). (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Indonesia kaya dengan potensi budidaya perikanan laut. Salah satunya budidaya Lobster. Hampir semua daerah pesisir di Tanah Air ini memiliki potensi untuk membudidayakan Lobster. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mendorong secara all out budidaya Lobster dalam Negeri. Meskipun budidayanya dilakukan oleh investor, Pemerintah Pusat meyakini budidaya ini akan meningkatkan kesejahteraan nelayan dalam negeri.

Demikian diungkapkan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau budidaya Lobster di Teluk Sumberkima, di Dusun Mandasar Sari, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak Rabu (20/1).

Dalam kunjungan itu, Mentri Wahyu Trenggono ditemani Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua Gabungan Pengusaha Lobster Indonesia (GPLI) Gunawan dan PT. Lautan Berkah Perkasa (LBP) Dwi Hariyanto.

Menteri Wahyu Trenggono mengatakan, budidaya Lobster merupakan potensi luar biasa yang sejak lama cocok dikembangkan di pesisir Indonesia. Bukan hanya pemeliharaan untuk Lobster konsumsi, namun nelayan di tanah air sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi benih Lobster yang terkenal dengan harga tinggi.

Baca juga:  Empat Tahun Kepemimpinan Koster-Cok Ace, Keberhasilan Infrastruktur Wajib Didukung Pengelolaan Lingkungan Prima

Untuk itu, KKP telah menginstruksikan Direktur Jenderal (Dirjen) untuk fokus mengembangkan budidaya Lobster. Tak hanya itu, pihaknya juga menjamin kedepan tidak ada aksi penyelundupan benih. Seluruh benih yang diproduksi harus dibudidayakan bekerjasama dengan pihak ketiga (investor) yang menjadikan nelayan sebagai mitra usaha. Dengan kebijakan ini, Wahyu Trenggono meyakini akan memberikan manfaat luar biasa terutama meningkatkan kesejahtraan nelayan pembudidaya itu sendiri.

“Setelah saya lihat langsung, ini bukti kalau budidaya Lobster ini sangat potensial dan ini harus dikembangkan terus ke daerah-daerah lain di Negara kita. Saya instruksikan Dirjen Budidaya fokus mengembangkan budidaya ini untuk meningkatkan kesejahtraan para nelayan,” katanya.

Di sisi lain, Wahyu Trenggono menyebut, dalam pengembangan budidaya, baik investor maupun nelayan sendiri dituntut memperhatikan kaidah budidaya yang ramah lingkungan. Untuk itu, para pembudidaya Lobster sekarang diwajibkan untuk melepasliarkan Lobster sebesar 2 persennya dari total populasi yang dibudidayakan.

Baca juga:  Garap Potensi Pasar Afrika, Forum Bilateral Digelar di Bali

Dengan restocking ini, maka akan menjaga ekosistem laut agar tetap lestari. “Saya ingatkan budidaya harus berkesinambungan, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan dan kelestarian Lobster yang dibudidayakan itu sendiri,” katanya.

Direktur PT. Lautan Berkah Perkasa Dwi Hariyanto mengatakan, dua jenis lobster dibudidayakan dengan Keramba Jaring Apung (KJA). Dua jenis itu yaitu Lobster Pasir dan Lobster mutiara. Dari budidaya ini, pihaknya menargetkan dari 100 petak kerambanya mampu memproduksi 24 ton Lobster tiap tahun.

Hasil panen langsung perdana ini sebanyak 300 kilogram dengan ukuran bervariasi dari 200 sampai 300 gram tiap ekor. Selanjutnya, Lobster hasil budidaya di Sumberkima ini di ekspor ke China. Bahkan, pemasaran ini adalah yang pertama kalinya merupakan hasil budidaya dengan sistem kandang tenggelam (Submerged Cages). “Sistem budidaya seperti di Vietnam. Di mana, bibit dipelihara di kandang, yang ditenggelamkan pada kedalaman 5 meter. Di kedalaman tersebut suhu dan salinitas terjaga dan lobster terlindungi dari sinar matahari langsung,” tegasnya.

Baca juga:  Pemerintah Berencana Bangun 7 Bendungan di NTT

Sementara itu, Ketua GPLI, Gunawan mengatakan, semua potensi budidaya Lobster diyakini dapat menjadikan Indoensia sebagai pengekspor Lobster terbesar di dunia. Khusus budidaya di Teluk Sumberkima, dijadikan Lobster Estate pertama di Indonesia dan dikembangkan kembangan ke daerah lain. Dalam waktu 10 tahun ke depan, GPLI menargetkan ekspor lobster hasil budidaya 30.000 ton setiap tahun. “Kami yakin dengan semakin banyak dibudidayakan di dalam negeri, maka semakin banyak juga benih yang terserap untuk dibudidayakan di dalam negeri,” tegasnya. (Mudiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *