Atlet sedang berlatih di tengah pandemi COVID-19. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Beberapa pekan ini, Tabanan masuk kategori zona merah COVID-19. Bahkan, korban tertular virus corona sampai ke pelosok desa-desa di Tabanan.

Karena itu, Tabanan makin memperketat protokol kesehatan, sehubungan dengan latihan olahraga bagi atlet di lapangan olahraga maupun fasilitas umum.

Sekum KONI Tabanan Made Nurbawa, di Tabanan, Jumat (1/1) mengakui, beberapa warga desa juga positif terkena virus corona dan harus diisolasi. “Kami terus memantau wabah virus corona dan ternyata sudah menelan korban ke desa-desa,” ungkap pria yang akrab disapa Kadek Nur ini.

Baca juga:  Optimis Dua Petembak Bali Masuk Timnas SEA Games

KONI mengimbau kepada atlet agar tetap menjaga kebugaran tubuh, fisik dan stamina dengan tetap berlatih, namun wajib mentaati protokol kesehatan. “Kami mengingatkan kepada atlet, agar tetap berlatih dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Kadek Nur.

Menurut dia, surat imbauan Bupati Tabanan tentang pembatasan pemakaian fasilitas dan lapangan umum olahraga, juga masih berlaku. “KONI Tabanan tetap melakukan pembinaan olahraga dengan tetap berlatih, namun menerapkan prokes serta hindari kerumunan massa,” pesan Kadek Nur.

Baca juga:  Pesisir Tabanan "Banjir" Sampah Plastik

Dia mencontohkan, kejuaraan petanque Akhir Tahun juga tetap digelar secara virtual. Upaya lain keseriusan Tabanan mencegah terbentuknya klaster baru, juga gencar melakukan penyemprotan desinfektan sampai ke pelosok.

Ia menggarisbawahi, sejauh ini atlet melakukan latihan rutin di lapangan maupun GOR Debes tetap bisa dilaksanakan. Sebab, menghindari kerumunan massa dan terciptanya klaster baru, Lapangan Alit Saputra yang biasa dimanfaatkan masyarakat berolahraga, dipantau terus menerus oleh tim satgas COVID-19. “Satgas covid-19 Tabanan juga secara rutin patroli ke Lapangan Alit Saputra. Tujuannya untuk mewaspadai terciptanya kerumunan massa,” terang dia.

Baca juga:  KBI Bali Bentuk Pengurus di Kabupaten

Bahkan, lanjut dia, pembatasan juga tidak diberlakukan terhadap fasum olahraga, tetapi pada tempat-tempat rekreasi maupun fasilitas umum lainnya yang berpotensi terciptanya kerumunan massa. “Kami juga getol menangkal meluasnya wabah virus corona ini, salah satunya menghindari terbentuknya klaster-klaster baru,” tuturnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *