DENPASAR, BALIPOST.com – Pembangunan pelabuhan laut Sanur merupakan bagian dari pengembangan pelabuhan segitiga emas. Pelabuhan ini berperan sebagai hub yang menghubungkan dua pelabuhan lainnya, yaitu Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan dan Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida.
“Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul direncanakan selesai pada akhir tahun 2021 dan Pelabuhan Sanur direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2022,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster di sela-sela acara peletakan batu pertama Pembangunan Pelabuhan Sanur dan Bias Munjul di Pantai Matahari Terbit Sanur, Denpasar, Sabtu (12/12).
Menurut Koster, pelabuhan segitiga emas dibangun untuk meningkatkan kualitas pelayanan transportasi terkait tiga kepentingan. Yaitu, transportasi masyarakat Bali dari Sanur menuju Nusa Penida pada saat ada upacara piodalan di Pura Dalem Ratu Gede, aktivitas harian masyarakat Bali menuju Nusa Penida dan Nusa Ceningan, serta wisatawan menuju Nusa Penida dan Nusa Ceningan dengan nyaman dan aman.
“Keberadaan tiga pelabuhan yang berkualitas dan memadai akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali khususnya di Denpasar dan Klungkung,” jelasnya.
Total anggaran yang diperlukan, lanjut Koster, sebesar Rp 555 miliar terdiri dari anggaran pembangunan Pelabuhan Sanur sebesar Rp 376 miliar, untuk Pelabuhan Sampalan sebesar Rp 82 miiar, dan Pelabuhan Bias Munjul sebesar Rp 97 miliar yang bersumber dari APBN Kementerian Perhubungan.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan infrastruktur ini merupakan program sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mendukung peningkatan kualitas layanan transportasi publik dan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Mengingat Bali merupakan tujuan wisata dunia yang harus dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai.
“Dengan adanya pelabuhan ini, akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nusa Penida dan Nusa Ceningan sebagai destinasi wisata yang sangat diminati oleh masyarakat dunia,” ujarnya.
Secara desain, Budi Karya Sumadi yang juga seorang arsitek ini menjelaskan Pelabuhan Sanur didesain dengan mengekspresikan kearifan lokal di pesisir Pantai Sanur, yakni Perahu Cadik. Kearifan lokal ini dikembangkan sebagai inspirasi fasad bangunan di sisi barat dan timur, yang diharapkan dapat mewakili identitas Sanur.
Dari lokasinya, posisi pelabuhan terbilang strategis, berhadapan langsung dengan Pulau Nusa Penida di sebelah timur, dan menyuguhkan pemandangan Gunung Agung secara jelas di arah utara. Fasilitas laut pelabuhan Sanur terdiri dari pemecah gelombang, dermaga apung, dan revetment.
Arsitek Bali, Nyoman Popo Danes menambahkan bahwa dalam desain Pelabuhan Sanur terdapat juga ornamen Kepala Gajah Mina. “Setelah saya berkoordinasi dengan tokoh, seniman, dan budayawan dari Sanur, Kepala Gajah Mina dipercayai oleh masyarakat Sanur sebagai simbol yang memberikan keselamatan,” ujarnya. (Rindra Devita/balipost)