Kondisi jalan rusak di Dusun Tambahan, Desa Jehem, Tembuku. (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Kondisi jalan di Kabupaten Bangli masih banyak yang rusak. Salah satunya jalan yang ada di Dusun Tambahan, Desa Jehem, Tembuku. Lantaran lama tak kunjung mendapat perbaikan, warga setempat kabarnya menanami jalan yang rusak dengan pohon pisang.

Perbekel Desa Jehem I Nengah Tesan dikonfirmasi Minggu (15/11) tak menampik hal itu. Dia mengakui jalan yang ada di dusun tersebut rusak dan ditanami pisang oleh warga. “Kalau menurut penjelasan masyarakat Tambahan tadi, dan menurut kadus di sana, memang benar. Mengenai kapan ditanami, saya kurang tahu,” ungkapnya.

Baca juga:  Pohon Perindang Tumbang, Tutup Jalan Singaraja - Amlapura

Disebutkan Tesan, panjang jalan di Dusun Tambahan yang rusak parah mencapai 500 meter. 300 meter diantaranya sama sekali sudah tidak bisa dilalui kendaraan. Kerusakan terjadi sudah lama dan kondisinya bertambah parah akibat tergerus banjir baru-baru ini.

Kerusakan jalan itu, kata Tesan sudah sempat dilaporkan oleh Bendesa setempat. Karena jalan itu jalan kabupaten, laporan disampaikan ke Dinas PUPRPerkim Bangli.

Jalan rusak itu merupakan akses masyarakat menuju Pura Dalem Purwa, yang merupakan pura dalem Desa Adat Tambahan. Jalan itu juga akses menuju beberapa rumah dan lahan pertanian milik warga.

Baca juga:  FBN dan Asita Dukung Pembekuan Toko Tiongkok Curang

Mengenai apa penyebab sampai ada warga yang menanami pisang di lokasi jalan yang rusak, menurut Tesan, kemungkinan itu dilakukan warga untuk memberi penanda agar masyarakat lebih berhati-hati melintas di sana. “Kalau bilang masyarakat kecewa, iya pasti ada yang kecewa. Tapi intinya karena jalannya di sana tidak bisa dilalui, tanggapan masyarakat, kalau sudah ada pohonnya biar orang tidak ada yang lalu lalang di sana. Karena kan dikhawatirkan jatuh. Artinya agar lebih berhati-hati lah. Mungkin seperti itu,” ujarnya.

Baca juga:  Bali Perketat Syarat PPDN Masuk, Ini Rinciannya

Atas kerusakan jalan itu, Tesan mengatakan tindak lanjut yang bisa dilakukan pihaknya di desa yakni melaporkan hal itu ke Pemkab Bangli. Pihaknya mengaku tidak bisa menuntut Pemkab Bangli agar cepat melakukan perbaikan. Sebab disadarinya keuangan pemerintah daerah saat ini sangat terbatas akibat banyak terserap untuk penanganan Covid-19. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *