Tangkapan layar update penanganan COVID-19 oleh Letjen TNI Doni Monardo (kiri) dan Prof. Wiku Adisasmito, Sabtu (14/11). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Selama 2 bulan terakhir penanganan COVID-19 di Tanah Air cukup menggembirakan. Terjadi penurunan kasus aktif mencapai -7,07 persen. Demikian diungkapkan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Letjen TNI Doni Monardo, dalam konferensi pers streaming terkait update penanganan COVID-19 yang disiarkan langsung kanal YouTube BNPB, Sabtu (14/11).

Ia pun memaparkan kasus kesembuhan juga mengalami peningkatan. Dalam dua bulan terkahir terjadi kenaikan sekitar 7,34 persen.

Bahkan, jumlah kasus baru dan kasus sembuh nasional berada di atas rata-rata dunia. “Ini berkat dukungan semua pihak dan tentunya tenaga kesehatan yang telah berjibaku dan bekerja keras untuk mengupayakan lebih banyak lagi yang sembuh,” sebutnya.

Ia pun menekankan bahwa COVID-19 menimbulkan risiko kematian yang sangat besar sekali. Terbukti, menyebabkan kematian di seluruh belahan dunia. “Kita semuanya harus bisa bekerja sama dan saling bahu membahu,” ajak Doni.

Baca juga:  Pasca Tahanan Kabur di Denpasar, Pintu Keluar di Gilimanuk Diperketat

Diungkapkannya saat ini kasus di sejumlah negara mengalami peningkatan. Di lain pihak, angka kasus aktif nasional justru menurun.

Juga dilihat dari angka kesembuhan, rata-rata dunia mengalami penurunan sedangkan angka kesembuhan nasional terus mengalami peningkatan. Saat ini mencapai 83,8 persen.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung adanya kenaikan kasus dalam dua hari terakhir yang lebih dari 5.000 orang. Oleh karenanya, ia mengajak semua pihak harus menaati semua aturan yang ditetapkan pemerintah dan menjalani protokol kesehatan 3M. “Kita semua harus betul-betul bekerja sama, saling bahu membahu dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

Baca juga:  Lemah, Regulasi Pencegahan Paham Radikalisme di Dunia Maya

Terkait perkembangan kasus, Juru Bicara Satgas COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan ada beberapa daerah yang meningkat. Ada zona risiko merah yang bertambah menjadi 27 kab/kota. Zona orange 370 kab/kota.

Zona orange yang jumlahnya sangat banyak menunjukkan beberapa daerah masih nyaman dengan zona ini. Padahal zona pada risiko sedang ini juga masih berbahaya karena bisa berpindah ke zona merah.

Terkait kepatuhan, ada beberapa daerah yang kurang patuh bahkan tidak patuh dalam menerapkan prokes. “Jangan biarkan jerih payah kita selama 8 bulan sirna begitu saja karena kelengahan kita,” sebut Wiku.

Ia mengutarakan Satgas tidak bosan mengimbau kepada semuanya, masih ada pandemi. “Jangan sekali-kali kita melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan penularan COVID-19 kepada masyarakat lainnya. Kita semua harus saling menjaga,” katanya mengingatkan.

Baca juga:  Solo akan Cabut Status KLB COVID-19

Terkait vaksin COVID-19, pemerintah berupaya keras memberikan perlindungan pada masyarakat melalui penyediaan vaksin. Vaksin yang digunakan di Indonesia, dipastikan aman dan efektif. Vaksin tersebut juga harus halal, mengingat Indonesia merupakan negara dengan mayoritas umat Islam. “Badan POM dan lembaga lainnya sudah mereview beberapa vaksin tentang kehalalannya,” sebut Wiku.

Ditambahkan Doni, selama vaksin COVID-19 belum tersedia, vaksin terbaik adalah mematuhi prokes 3M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan,” ajaknya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *