Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pernyataan kontroversial yang diucapkan anggota DPD RI Dapil Bali, Arya Wedakarna (AWK) terkait dugaan pelecehan sesuhunan Pura Dalem Ped, Tohlangkir, dan Pura Semeru telah memantik aksi demo masyarakat Bali. Hal ini juga kembali memicu reaksi dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali.

Lewat Ketua PHDI Bali, Prof. Sudian, lembaga ini meminta AWK meminta maaf secara sekala dan niskala. “Kami meminta Arya Wedakarna, wajib menyampaikan permintaan maaf secara sekala dan niskala kepada umat Hindu di Bali, sehubungan dengan pernyataannya yang menyebut Ida Bhatara yang melinggih di Pura Dalem Ped di Nusa Penida bukan Dewa tapi makhluk suci,” ujar Prof. Sudiana, Kamis (5/11).

Baca juga:  Investasi Kunci Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menurutnya, pernyataan kontroversial AWK tersebut dianggap menodai dan merendahkan keyakinan umat Hindu Bali. Terkait proses hukum atas dugaan penistaan simbol Hindu terkait Ida Bhatara Dalem Ped tersebut, PHDI Bali mendukung proses yang tegas dan profesional dari aparat penegak hukum terhadap kasus AWK yang telah dilaporkan ke kepolisian.

Kasus ini mestinya menjadi pembelajaran bagi AWK agar ke depan tidak mengulangi perbuatannya. Selain itu, PHDI Bali juga minta AWK untuk melakukan klarifikasi terkait ucapannya yang mengatakan boleh melakukan seks bebas asal memakai kondom.

Baca juga:  Jelang Diresmikan Presiden Jokowi, Warga dan Siswa Ramai Datangi Bendungan Tamblang

Apalagi dalam video yang beredar, AWK mengucapkan hal itu dihadapan siswa. Pihaknya juga meminta PHDI Pusat memberi atensi lebih cepat yang menyangkut tuntutan pencabutan pengayoman ISKCON/Hare Krisna.

Dengan demikian umat di Bali mendapat gambaran tentang proses yang sudah berlangsung di pusat. Pihaknya berharap tokoh masyarakat, baik politisi, tokoh agama, dan lainnya saat bicara di depan publik sebaiknya melontarkan pernyataan menyejukkan.

Baca juga:  Diduga Dibunuh, WN Australia Ditemukan di Sebuah Warung

Sudiana menegaskan tokoh masyarakat dalam membuat pernyataan jangan sampai menimbulkan polemik dan dirasakan merendahkan keyakinan orang lain. Selain itu, pihaknya juga meminta umat yang melakukan demonstrasi agar tertib dan berjalan damai, serta tidak memakai kata-kata kasar. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *