Massa melakukan aksi damai mengecam pernyataan AWK, Selasa (3/11). (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ucapan anggota DPD, Arya Wedakarna (AWK) dinilai kontroversial dan menyinggung masyarakat Nusa Penida. Bahkan, aksi damai digelar warga pada Selasa (3/11) pagi.

Sebagai warga Nusa Penida, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, juga merasakan apa yang dialami masyarakat Nusa Penida akibat ucapan kontroversial seorang AWK. “Ada yang bilang lidahmu lebih tajam dari silet. Mulutmu adalah harimaumu. Maka, berhati-hatilah dalam berbicara. Jangan membicarakan hal yang bukan kapasitasnya,” tegasnya.

Menurutnya, agama bukan untuk diperdebatkan. Bukan pula untuk ditafsirkan. Tetapi, seluruh ajaran agama agar dijalankan dengan sepenuh hati.

Baca juga:  Soal Penyitaan Ratusan Juta di Koperasi, Ini Penjelasan Jaksa

Jangan lagi mengusik kepercayaan masyarakat yang sudah tertanam lama dan terlaksana turun-temurun seperti di Nusa Penida. Pihaknya meminta setelah aksi damai, massa dapat membubarkan diri dengan tertib. “Sudahi situasi yang panas ini akibat ulah AWK, kembali beraktivitas seperti biasa. Seluruh aspirasi akan segera ditindaklanjuti ke DPD RI,” ujarnya.

Sebelumnya, salah satu orator yang mewakili generasi muda I Kadek Agus Canser, meminta Bupati Suwirta untuk mengawal aspirasi masyarakat Nusa Penida langsung ke DPD RI. Agus Canser mengungkapkan AWK sudah melewati batas, sehingga patut disikapi serius.

Baca juga:  Gelombang Omicron Belum Berlalu, Deltacron Masuk Varian Diawasi

Itulah yang membuat masyarakat Nusa Penida semakin memanas dan akhirnya memutuskan turun menggelar aksi damai. “Kami ingin bapak bupati langsung yang mengawal aspirasi kami ini ke pusat. Kami meminta agar AWK segera diturunkan dari jabatannya,” teriak tokoh pemuda ini.

Koordinator aksi damai, Wayan Sukla, kemudian membacakan seluruh poin tuntutan massa, agar segera diteruskan oleh Bupati Suwirta. “Satu, kami menyatakan mosi tak percaya kepada AWK selaku anggota DPD RI wakil dari Bali. Kedua, mendesak kepada BK DPD RI untuk segera memberhentikan AWK sebagai anggota DPD RI. Ketiga, mempolisikan AWK karena sudah menghina simbol-simbol agama dan kepercayaan kami masyarakat Nusa Penida,” kata Sukla.

Baca juga:  Gubernur Koster Komit "Ngayah" untuk Umat Hindu

Pernyataan sikap itu kemudian langsung diserahkan kepada Bupati Suwirta, yang disambut tepuk tangan oleh massa. Bupati Suwirta dianggap telah mampu mengkoordinasikan aksi damai ini, sehingga bisa terlaksana di Monumen Puputan Klungkung. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *