Kegiatan fogging untuk mengantisipasi kasus DBD di wilayah Tabanan. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Ditengah mewabahnya Covid19, masyarakat tentunya juga diminta untuk mewaspadai penyakit lainnya seperti demam berdarah dengue (DBD). Apalagi kini sudah mulai memasuki musim hujan. Meski dari data dinas kesehatan, jumlah kasus DBD di kabupaten Tabanan selama tiga bulan terakhir mengalami penurunan, namun hal ini tidak serta merta harus disepelekan begitu saja.

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Ketut Nariana seijin Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika mengatakan, kondisi ini belum bisa diartikan bahwa jumlah kasus DBD akan terus menurun. “Karena cuaca masih tidak menentu, maka kewaspadaan terhadap bahaya penularan DBD tetap harus ditingkatkan,” katanya, Senin (5/10).

Baca juga:  Sempat Dirawat di Ruang Isolasi, Pasien ODP Dipulangkan

Berdasarkan data yang dihimpun selama periode Januari hingga September tahun 2020, total ada 339 kasus DBD. Namun dari total jumlah kasus tersebut, tidak sampai ada korban jiwa. Dimana puncak kasus DBD sempat terjadi di bulan Maret sebanyak 84 kasus dan di bulan Mei sebanyak 67 kasus. Namun selama tiga bulan terakhir mulai dari bulan Juli sampai dengan September, jumlah kasus menunjukkan penurunan atau hanya di angka 7, 5 dan 2 kasus.

Baca juga:  Hindari Tragedi di New Zealand, Kapolda Bali Minta Warga Tenang dan Waspada

Jumlah ini diperkirakan masih bisa terjadi peningkatan, mengingat memasuki bulan Oktober ini hujan masih seringkali turun. Hujan yang tidak berlangsung tiap hari seperti sekarang justru berpotensi menimbulkan genangan air yang kerap menjadi tempat perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk. “Kalau hujan terputus putus kasusnya pasti naik,” ucapnya.

Dari data wilayah kecamatan/desa di kabupaten Tabanan yang terjangkit kasus DBD terbanyak ada di kecamatan Tabanan dan Kediri. Mengingat di dua lokasi tersebut memang padat pemukiman warga. Mengantisipasi penyebaran DBD secara meluas, Dinas Kesehatan Tabanan juga telah melakukan pengasapan di sejumlah titik lokasi. Namun, untuk mencegah penularannya, masyarakat pun harus aktif membersihkan lingkungan dan membudayakan perilaku 3M. Sehingga dapat mencegah nyamuk aedes aegypti berkembang biak. Tiga M adalah menguras, menutup, dan mengubur. Selain juga mengimbau Kepala Sekolah maupun Guru untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekolah di masa sekolah diliburkan ini. Seperti menutup dan menguras, serta menutup rapat bak mandi atau tempat penampungan air, agar jentik nyamuk tidak bisa berkembang biak. (Puspawati/Balipost)

Baca juga:  Waspada, Buleleng Masih Berpotensi Dilanda Bencana
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *