Bulan Oktober Masyarakat Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali, Rakhmat Prasetia, SP., M.Si., menyampaikan, awal musim hujan ditetapkan berdasarkan curah hujan 1 dasarian (10 hari) sama atau lebih kurang dari 50 mm dan diikuti beberapa dasarian berikutnya.

Dikatakan, kondisi iklim terkini di wilayah Bali sesuai update 30 September 2020. Secara umum hari tanpa hujan di Bali berada pada kategori masih ada hujan hingga kategori kekeringan ekstrem. Distribusi CH di wilayah Bali secara umum antara 0 hingga lebih dari 208 mm/dasarian.

“Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat secara tiba-tiba yang dapat disertai angin kencang dan petir di wilayah Bali bagian tengah, Barat dan Timur,” kata Rakhmat, disela Webinar dengan materi prakiraan musim hujan di provinsi Bali tahun 2020/2021, Senin (5/10).

Baca juga:  Masyarakat Diminta Tunggu Hasil Resmi KPU

Secara umum kata dia, awal musim hujan 2020/2021 di wilayah Bali diprakirakan masuk di bulan Oktober atau sebanyak 6%, November sebanyak 67% dan di bulan Desember sebanyak 27%. Daerah yang pertama kali memasuki musim Hujan lanjut dia yaitu pada bulan Oktober di wilayah Karangasem bagian Tengah.

Kemudian yang memasuki Awal Musim Hujan di Bulan November, diantaranya di wilayah Jembrana, Buleleng bagian tengah, Tabanan, Badung, Bangli, Gianyar, Karangasem bagian selatan, Klungkung kecuali Nusa Penida. Sedangkan wilayah yang terakhir memasuki Awal Musim Hujan di bulan Desember diantaranya Jembrana bagian barat, Buleleng bagian barat, utara dan timur, Karangasem bagian utara dan timur, serta Nusa Penida.

Baca juga:  Berada di Titik Terendah, Harga Daging Ayam di Tingkat Peternak

“Perlu diwaspadai potensi penambahan curah hujan pada Puncak Musim Hujan yang diprakirakan terjadi pada Bulan Januari 2021 khususnya di daerah Bali Bagian Tengah,” katanya.

Terkait musim hujan yang berpotensi terjadinya bencana, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Made Rentin yang turut dalam Webinar tersebut mengimbau kepada masyarakat, agar selalu aktif dalam memantau informasi prakiraan cuaca yang diterbitkan oleh BMKG. Kemudian lanjut dia, agar mengambil langkah penguatan kesiapsiagaan pemerintah bersama dinas terkait dan masyarakta seperti menyiapkan dan mensimulasikan rencana operasi atau SOP dengan melibatkan seluruh stakeholder setempat termasuk TNI dan Polri.

Baca juga:  Kesulitan Pakan, Peternak di Kintamani Ramai-ramai Jual Sapi

Plt. Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Drs.M. Taufik Gunawan, Dipl SEIS., menyampaikan, pada masa peralihan musim ini, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es. Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti bajir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin. (Yudi Karnaedi/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *