Petugas kesehatan saat melayani pasien dengan mengenakan APD lengkap. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sejak memasuki era new normal dengan adaptasi kebiasaan baru, pasien yang ke RSUD Klungkung rata-rata sudah bergejala. Sementara, yang tidak bergejala di isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Mayoritas pasien yang bergejala saat memeriksakan diri ke rumah sakit sudah bergejala tingkat sedang. Dengan ciri-ciri kehilangan penciumannya terhadap bau apapun.

Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Jumat (28/8) mengatakan pasien positif COVID-19, rata-rata datang sendiri dengan gejala sedang hingga berat. Awalnya dari gejalanya dicurigai terpapar COVID-19, setelah diswab ternyata benar hasilnya positif. “90 persen gejalanya tidak bisa mencium bau. Ini termasuk gejala sedang. Ada juga yang sudah kritis karena ada penyakit penyerta, didominasi lansia. Kalau yang hanya suspek, kami arahkan agar diisolasi di rumah, di awasi oleh petugas puskesmas,” terang dr. Kesuma.

Baca juga:  Tekan Lonjakan Kasus, Kemenkes Dukung Faskes di Kudus dan Bangkalan

Dia mengakui memasuki adaptasi kebiasaan baru ini, masyarakat masih kurang aktif mematuhinya. Dia menyayangkan, new normal dikira sudah bisa beraktivitas hidup normal. Padahal, sesungguhnya harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Gejala yang paling mudah dikenali, awalnya batuk dan pilek, kemudian panas tinggi. Kemudian hilangnya indra penciuman hingga tingkat kritis kesulitan bernapas.

Rata-rata yang mudah terpapar berusia 40 tahun sampai 60 tahun. Malah anak-anak yang jarang terjadi kasus penularan. “Waspadai gejala-gejala ini. Kalau sudah bergejala berat seperti itu, segera dibawa ke rumah sakit,” tegasnya.

Melihat situasi seperti itu, dia tak henti-henti mengingatkan agar setiap orang sadar untuk menjaga diri sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Bahkan, kalau di rumah pun dia meminta tetap lakukan protokol kesehatan.

Baca juga:  Hektaran Padi Terancam Gagal Panen Akibat Longsor

Dia mendorong penegakan aturan dalam menerapkan prokes, khususnya bermasker, sebagai sudah diatur dalam Pergub. Sebab, sosialisasi sudah lama dilakukan.

Tetapi masyarakat masih saja ada yang membandel, sehingga memicu penularan yang lebih luas. “Yang bandel jelas tidak mau melindungi diri sendiri dan oeang lain. Ini membuat rentan terjadi pemularan lagi,” kata dr. Kesuma.

Sebagaimana update data jumlah pasien yang masih dirawat di RSUD Klungkung per (28/8), mencapai sebanyak 67 orang. Konfirmasi positif sebanyak 36 orang, suspek 31 orang. Dari jumlah tersebut, 10 orang direncanakan sudah boleh dipulangkan, karena sudah dinyatakan sembuh.

Baca juga:  HMS Spey Sandar di Pelabuhan Benoa, Awaknya Ikut Nari Poco-poco

Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, saat webinar penguatan program germas dalam mendukung penanganan COVID-19, Jumat (28/8), mengatakan menggunakan masker menjadi kebutuhan pokok dan kebiasaan baru untuk hidup lebih sehat. Ini harus terus menerus dilakukan di masyarakat dan setiap individu, sehingga menjadi norma sosial dan norma individu baru dalam kehidupan sehari hari.

“Pengedukasian kepada masyarakat terus diakukan. Saat ini hasilnya belum memuaskan karena kasusnya masih terus meningkat. Urusan protokol kesehatan bukan lagi urusan tim gugus, melainkan menjadi urusan kita sendiri menjaga kesehatan supaya terhindar dari paparan COVID-19,” ujar Bupati Suwirta. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *