Bupati Giri Prasta saat memimpin penanaman 400 Pohon Badung di pinggir ruas Jalan Kantor Desa Pelaga-Bukian Petang, Minggu (5/7). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Badung Utara sebagai daerah konservasi Kabupaten Badung dengan keberadaan hutan lindungnya akan terus dijaga eksistensinya dengan mengaktifkan jagawana.

“Untuk menjaga keberadaan daerah konservasi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabanan, Buleleng dan Bangli, kita akan mengaktifkan peran jagawana yang dilengkapi dengan kendaraan operasional motor trail untuk memudahkan mereka dalam menjalankan tugasnya,” kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di sela-sela memimpin penanaman 400 Pohon Badung di pinggir ruas Jalan Kantor Desa Pelaga-Bukian Petang, Minggu (5/7).

Kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan Pohon Badung yang kaya manfaat tersebut juga dihadiri oleh Kadis LHK Wayan Puja, Kabag Humas Made Suardita, Camat Petang Wayan Darma, Camat Kuta Utara Putu Eka Parmana, Pj. Perbekel Pelaga, Pj. Perbekel Tibubeneng, Perbekel Dalung, Perbekel Canggu, Bendesa Adat Tandeg serta staf Desa Pelaga.

Baca juga:  Jelang Palebon Raja Denpasar IX, Bade Setinggi 20 Meter Hampir Rampung

Lebih lanjut Bupati Giri Prasta menyampaikan tentang betapa pentingnya keberadaan pohon bagi keberlangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Karena pohon mampu menghasilkan oksigen, air, menurunkan suhu udara dampak dari polusi, maupun sebagai tempat hidup untuk beberapa mahluk lainnya. “Di Bali kita ada perayaan Tumpek Uduh otonan bagi tumbuhan. Ini wujud konsep hubungan manusia dengan lingkungan, bagaimana kita memanusiakan dan mendewakan tumbuhan, untuk menjaga keharmonisan siklus hidup di alam semesta,” ujarnya.

Ia menyebutkan pohon-pohon yang memiliki nilai ekologis tinggi akan terus dilestarikan, seperti bambu yang bermanfaat untuk menyangga daerah jurang dan aliran sungai. Subak akan diberikan Pohon Pule karena bermanfaat untuk menjaga keberadaan sumber mata air karena akarnya menghasilkan air.

Demikian pula halnya Pohon Badung yang menjadi ikon Kabupaten Badung akan terus dilestarikan dan kembangkan di wilayah utara sampai selatan Kabupaten Badung. “Kalau kita menyayangi alam maka alam akan memberikan kekuatannya untuk kita dalam upaya mewujudkan Badung hebat menuju Badung juara,” tegasnya.

Baca juga:  Genjot Pariwisata, SDM Desa Wisata di Badung Diajarkan Ini

Terkait dengan pengembangan objek wisata di Badung utara, Bupati menyatakan jembatan lama yang menghubungkan Desa Pelaga dan Belok akan ditata oleh Pemkab Badung menjadi sebuah kawasan wisata adventure dengan menyediakan lintasan ATV, sehingga objek wisata di Kabupaten Badung menjadi lebih variatif. “Jembatan lama yang dibawah akan kita tata menjadi objek wisata adventure dengan menyediakan jalur track ATV, dan tempat untuk jualan pun akan kita sediakan sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya,” katanya.

Pohon Badung sendiri merupakan tanaman ikon dari Kabupaten Badung yang banyak tumbuh di pekarangan rumah dan kebun penduduk di perdesaan. Keberadaannya kini semakin langka karena pembudidayaan Pohon Badung sangat jarang dilakukan masyarakat.

Baca juga:  Badung “Punia” Rp100 Juta dalam “Bhakti Panganyaran” di Pura Besakih

Buahnya memiliki cita rasa unik, kalau masih muda terasa asam dan bila telah matang terasa asam manis. Buah Badung juga dapat diolah menjadi campuran jamu tradisional, sebagai obat pencahar, antimalaria, obat penurun demam, antiinflamasi, antipiretik dan mengobati penderita gangguan empedu.

Kayu dan kulitnya dipakai sebagai campuran pembuat warna hijau alami. Tumbukan bijinya digunakan untuk mengobati pembengkakan, gondok, dan sariawan.

Sedangkan pucuk daun mudanya digunakan untuk mengobati diare. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk struma dan parotitis. Masih banyak lagi kegunaan lain dari pohon langka yang sangat baik menyerap air hujan ini. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *