Dewa Made Indra. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tren penyebaran kasus COVID-19 sejak 5 Juni lalu mulai bergeser. Dari imported case menjadi transmisi lokal.

Sesuai update Selasa (16/6), jumlah akumulatif pasien positif COVID-19 di Bali sebanyak 782 orang. Bertambah 22 orang yang terdiri dari 1 orang WNA dan 21 orang WNI.

Parahnya dari puluhan kasus baru ini, hanya 1 kasus yang merupakan imported case (pelaku perjalanan luar negeri). Sisanya, sebanyak 21 orang, dengan rincian 1 WNA dan 20 WNI positif karena transmisi lokal.

“Dari data tersebut bisa kita lihat hari ini terjadi lagi penambahan 21 orang transmisi lokal. Jika dihitung dengan persentase, akumulatif dari penyebaran transmisi lokal itu 59,08 persen,” ujar Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait.

Baca juga:  Demi Bali Bersih, Danone-AQUA Jalin Kerja Sama dengan Octopus

Mulai dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, TNI, Polri, hingga para Pengurus Desa Adat melalui video conference, Selasa (16/6).

Menurut Dewa Indra, penyebaran transmisi lokal paling banyak terjadi di pasar tradisional. Ini, disebutnya sebagai klaster baru yang sangat berisiko.

Oleh karena itu, seluruh stakeholder harus kembali merapatkan barisan dan memantik semangat. Mengingat, transmisi lokal sangat sulit diidentifikasi.

Begitu juga sulit untuk menerapkan strategi pasti. Pihaknya mengharapkan adanya sumbangan pemikiran, apa yang harus dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran transmisi lokal. “Terkait dengan upaya pencegahan di pasar maka Dinas Perindag Provinsi Bali segera melakukan koordinasi dengan Disperindag Kabupaten/Kota untuk melakukan upaya pengawasan dan sosialisasi secara masif di pasar-pasar,” imbuhnya.

Baca juga:  Sinergikan Penanganan COVID-19 dengan Kearifan Lokal, PBB Terkesan dengan Gubernur Koster 

Dewa Indra menambahkan, diperlukan suatu upaya pengawasan atau kontrol yang kuat di lingkungan pasar yang melibatkan unsur TNI/Polri sehingga penegasan terhadap masyarakat yang belum patuh terhadap protokol kesehatan dapat dilakukan. Upaya sosialisasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang kurang informasi harus terus dilakukan baik menggunakan media sosial, cetak maupun elektronik.

“Penguatan Satgas Gotong Royong harus kembali digalakkan, untuk meminimalisir penyebaran transmisi lokal di wilayah pedesaan,” jelasnya.

Baca juga:  Musim Durian, Harga Tak Menentu

Saat ini, lanjut Dewa Indra, jumlah pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) sebanyak 266 orang. Mereka berada di 11 rumah sakit rujukan dan tempat karantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah dan BPK Pering.

Kendati ada penambahan kasus positif, pasien yang telah sembuh juga bertambah 8 orang. Terdiri dari 1 orang WNA dan 7 orang WNI dari kasus transmisi lokal.

Secara keseluruhan, jumlah pasien yang telah sembuh kini sebanyak 510 orang. Untuk jumlah pasien yang meninggal dunia masih tetap 6 orang. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *