Panen cabai di Desa Ababi, Karangasem. (BP/May)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Cabai bukan komoditas kebutuhan pokok, namun masyarakat sangat membutuhkan cabai untuk kebutuhan sehari – hari. Permintaan cabai akan sangat besar pada periode hari – hari perayaan keagamaan sehingga fluktuasi harga cabai sering terjadi Provinsi Bali. Hal itu juga terjadi karena tidak diimbangi dengan jumlah pasokan, baik karena kurangnya hasil tanam atau distribusi yang kurang lancar.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, secara nasional berdasarkan data tahun 2018, cabai merah mengalami surplus sebanyak 12.072 ton dengan kebutuhan selama 1 tahun hanya sebanyak 693 ton dari produksi cabai sebanyak 12.765 ton pada periode sama.

Baca juga:  Cuaca Buruk, Harga Kebutuhan Pokok di Nusa Penida Masih Stabil

“Artinya secara nasional terdapat surplus. Namun jika terjadi defisit di suatu daerah, bisa jadi disebabkan oleh kondisi cuaca setempat atau gangguan distribusi atau para petani dan pedagang yang menyimpan stok untuk mengambil keuntungan sesaat,” ungkapnya Jumat (12/6) saat panen cabai di Desa Ababi, Karangasem.

Di Kabupaten Karangasem, terdapat luas lahan cabai sebesar 582 ha dengan produksi sebanyak 60.741 kuintal. Di sana Bank Indonesia melakukan pembinaan terhadap petani cabai yaitu KTT Merta Buana di Desa Ababi, Karangasem seluas 11,2 ha. Dengan penambahan dari kelompok pendamping lainnya, total luas lahan mencapai 21 ha dan panen sebanyak dua kali dalam setahun.

Baca juga:  Dengar Vonis Hakim, Terdakwa Arisan Online Tertunduk Lesu

“Luas lahan KTT Merta Buana tersebut memang hanya mencapai sekitar 4 persen dari luas lahan cabai di seluruh kabupaten karangasem. Tapi saya berharap, meskipun tidak luas, lahan klaster cabai binaan BI Bali ini bisa menjadi contoh baik budidaya cabai untuk petani – petani lain di Karangasem,” ujarnya.

Kedepan ia mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi digital 4.0 pertanian kepada seluruh klaster pertanian UMKM binaan BI Bali, khususnya digitalisasi dalam produksi atau budidaya maupun pemasaran hasil produksi sebagaimana yang tengah digaungkan oleh pemerintah dalam rangka mendorong ketahanan dan kemandirian pangan nasional. (Citta Maya/Balipost)

Baca juga:  Lulusan Vokasi Harus Dipersiapkan Sesuai Kebutuhan Dunia Kerja
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *