Sejumlah naker migran turun di Pelabuhan Benoa. Mereka dibawa ke Bali menggunakan kapal pesiar MV Voyager of the Sea, Rabu (16/4). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang bekerja di berbagai belahan dunia terus berdatangan. Pemerintah Provinsi Bali pun mengambil sejumlah kebijakan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Para PMI diwajibkan mengikuti rapid test dan karantina. Bagi PMI yang hasil rapid test-nya positif akan dikarantina oleh Pemprov Bali.

Sementara, yang hasil rapid test-nya negatif akan dikarantina oleh pemerintah kabupaten/kota asal PMI bersangkutan. PMI pun diminta berpartisipasi untuk mematuhi kebijakan tersebut demi menjaga keharmonisan masyarakat di Bali.

Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita dari Geria Agung Sukawati mengatakan, sebagai warga negara yang baik PMI harus taat dan patuh terhadap aturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Apalagi mereka difasilitasi tempat karantinanya.

Baca juga:  Sopir "Akut" Terbaik Diberi Penghargaan

Oleh karena itu, alangkah baiknya para PMI ikut berpartisipasi membantu pemerintah yang sedang dilanda ketidakpastian kapan COVID-19 akan berakhir. Berinisiatif sendiri untuk mengisolasi diri demi kebaikan pribadinya merupakan langkah yang baik dilakukan oleh PMI.

Sekretaris DPD Prajaniti Bali yang juga mantan PMI, I Made Dwija Suastana, SH.,MH., mengajak semua pihak untuk jujur dengan kondisi yang ada. Pemerintah Provinsi Bali dan jajaran pemerintah kabupaten/kota yang saat ini sedang berjibaku dalam mengatasi pandemi COVID-19 telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait.

Baca juga:  Saluran Irigasi Jebol Timpa Tembok Rumah Warga

Di satu sisi, penyediaan berbagai kebutuhan masyarakat terdampak pandemi COVID-19 terus diupayakan oleh pemerintah. Maka dari itu, ia mengharapkan PMI terbuka dan jujur dengan kondisi personal, mulai dari riwayat perjalanan yang sebenarnya, kontak dengan siapa dan lainnya. “Saya yakin sudah menjadi prosedur ketat yang diterapkan dalam protokol penanganan COVID-19 ini. Namun, informasi yang sebenar-benarnya akan sangat membantu semua pihak, bukan saja tenaga medis, namun keluarga dan masyarakat yang terkait dengan PMI ini,” ujarnya.

Ini penting dilakukan mengingat pada akhir April ini diperkirakan gelombang kedatangan PMI ke Bali akan semakin meningkat. “Kita sedang suasana perang melawan COVID-19, kita semua harus gerak cepat dan memakai strategi yang jitu,” tegasnya.

Baca juga:  Karantina Naker Migran, Denpasar Anggarkan Rp 15 Miliar dari BTT

Selain itu, sosialisasi terus menerus dari bupati dan camat terutama untuk desa atau wilayah yang menjadi lokasi karantina sangat penting dilakukan. “Kalau satu pihak kurang update, bisa-bisa ketersinggungannya lebih besar daripada penolakan terhadap PMI yang notabene saudara kita sendiri. Di pihak lain masyarakat juga tidak perlu parno berlebihan, tetap waspada, namun juga terlibat aktif mengawal, mengawasi dan memastikan proses karantina sekian waktu berjalan maksimal,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *