Bus Damri disiapkan mengangkut naker migran yang akan dipindahkan ke hotel di Badung. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Bangli terus menambah jumlah pasien positif COVID-19 dalam sepekan terakhir. Mayoritas adalah tenaga kerja (naker) migran.

Menurut Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Bangli, I Made Gianyar, Jumat (17/4), naker Bangli yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) cukup banyak. Secara keseluruhan , diperkirakan umlah PMI asal Bangli yang akan pulang dari luar negeri mencapai 1.500 orang.

Ia mengutarakan saat ini sebanyak 68 orang pekerja asal Bangli menjalani karantina di sebuah hotel di wilayah Badung. Diungkapkan, hotel dipilih sebagai tempat karantina untuk kenyamanan PMI.

Baca juga:  Stok VAR di Denpasar Kosong

Menurutnya penggunaan hotel lebih efisien dibandingkan menggunakan fasilitas publik milik pemerintah. Gianyar mengatakan, kebijakan sistem karantina PMI yang diberlakukan saat ini lebih bagus dibanding sebelumnya karena lebih terorganisir.

Dengan memperhitungkan segala aspek yang ada, pihaknya memilih hotel di luar Bangli sebagai tempat mengkarantina para PMI asal Bangli yang datang dari luar negeri. “Kita upayakan, kalau bisa tetap dapat hotel di Badung atau Kota Denpasar. Sehingga dari segi pelayanan terhadap PMI ada keadilan, perasaan yang sama. Kalau ada yang di karantina di sana, ada di sini, nanti ada masalah,” terangya.

Baca juga:  Buruh Serabutan Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Mandi

Menurut Gianyar, dibandingkan menggunakan fasilitas publik milik pemerintah lebih efisien menggunakan hotel sebagai tempat karantina. Tak hanya efisien dari sisi tenaga juga efisien dari sisi masalah. “Karena sudah bayar sewa, kan selesai. Kalau kita karantinanya di SD atau SKB, kita harus beli perlengkapan seperti dipan, seprei. Setelah itu tidak terpakai. Nah pengelolaan asetnya kemudian kan harus dipikirkan lagi. Jadi menurut saya, sepanjang ada alternatif hotel, lebih baik kita gunakan hotel,” kata Gianyar.

Baca juga:  Belasan Kasus Positif COVID-19 Baru Masih Didominasi Transmisi Lokal

Kalau dihitung biaya yang dibutuhkan untuk karantina tidak lebih dari Rp 5 miliar. Made Gianyar juga mengatakan, karantina yang dilakukan di hotel juga lebih memudahkan pihaknya melakukan pengawasan. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *