Ilustrasi Gula. (BP/Dokumen)

NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah barang pokok di pasar umum tradisional di Jembrana mengalami kenaikan harga. Beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan, salah satunya gula pasir.

Sejumlah pedagang sembako di Pasar Umum Negara mengungkapkan gula pasir meski stoknya masih banyak namun ada kenaikan harga. Dari semula Rp 14 ribu menjadi Rp 18 ribu per kilogram. Kenaikan harga jual gula pasir ini sejatinya sudah mulai sebulan lalu atau saat Galungan dan Kuningan.

Selain gula pasir, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah. “Kalau stok masih mencukupi, daya beli masyarakat juga masih normal. Barang yang dibeli tidak ada berkurang,” ujar Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Jembrana, Komang Agus Adinata disela-sela operasi pasar, Senin (30/3).

Baca juga:  Hari Pertama Pembatasan Jam Buka Pasar Tradisional di Karangasem

Untuk komoditi beras, menurutnya, juga masih normal bahkan stok tersedia cukup banyak. Begitu halnya dengan bahan daging seperti daging ayam, babi dan sapi terpantau harganya normal. “Tidak ada berkurangnya stok. Justru bertambah, ini mungkin efek pasar di Badung dan Denpasar berkurang pembeli dan ada pembatasan jam buka sehingga barang dialihkan di sini,” ujar Agus.

Di Jembrana, ia menegaskan bahwa pasar buka seperti biasa. Tidak ada pembatasan jam buka. Akan tetapi masyarakat diminta untuk waspada dan menerapkan social distancing. Pasar juga menyediakan sarana tempat cuci tangan berikut sabun di beberapa titik.

Baca juga:  Puluhan Ribu Pedagang di Bali Kini Terima Pembayaran Lewat QRIS

Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat memanfaatkan tempat cuci tangan ini. Begitu halnya warga juga diminta untuk tidak membeli barang secara berlebihan. “Kalau (daya beli) bahan makanan masih normal. Justru yang kami pantau ada penurunan adalah makanan jadi, jauh berkurang. Termasuk di pasar senggol,” tandasnya.

Warga lebih banyak memilih memasak di rumah untuk kebutuhan makan mereka dan memilih di rumah. Karena itu pihaknya juga mengimbau agar para pengusaha makanan untuk melakukan inovasi, seperti memanfaatkan layanan pengiriman online. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Ribuan UMKM di Badung Terima Stimulus Tahap II
BAGIKAN