Peternak di Bugbug Samuh, Kecamatan Karangasem, melihat babinya yang sakit di kandang. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Kematian babi secara mendadak terus bertambah di desa-desa di Kabupaten Karangasem. Kali ini kejadian itu giliran menimpa belasan babi milik peternak di wilayah Bugbug Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.

Peternak asal Bugbug Samuh, Ni Ketut Kari, menyatakan babi miliknya mati enam ekor. Satu induk dan enam lainnya anak-anaknya. “Sebelum mati babi sakit selama lima hari dan tidak mau makan. Matinya dua hari lalu,” ujarnya, Senin (24/2).

Baca juga:  Menteri PPPA Tetapkan Dua Desa di Bali Ini Percontohan DRPPA

Anak babi yang mati berumur dua bulan. Kalau hidup harga jualnya Rp 600 ribu per ekor. Sementara sang induk harga jualnya mencapai Rp 2,5 juta. ”Sekarang saya tidak lagi memelihara babi karena semuanya sudah mati,” katanya.

Peternak lainnya, I Nyoman Sumantra, yang sebelumnya memelihara 15 ekor babi, kini hanya menyisakan 10 ekor karena lima lainnya mati menjelang Galungan. Babi yang mati adalah seekor induk dan empat anaknya. “Babi sempat sakit satu bulan. Tubuhnya merah dan tidak mau makan. Setelah disuntik malah mati,” jelasnya.

Baca juga:  Rangkaian Karya Betara Turun Kabeh, Krama Padangan Meboros Kidang

Kadus Bugbug Samuh, Ni Nyoman Citera Darma Wijayanti, mengakui belasan ekor babi milik warganya mati mendadak. “Sekitar lima keluarga yang babinya mati. Mereka tidak mau melapor, mungkin malas memperpanjang kejadian itu. Makanya saya sulit mendata jumlah riilnya,” ungkapnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN