Seorang warga sedang membersihkan kandang babinya. (BP/dok)

MANGUPURA BALIPOST.com – Peternak babi di Kabupaten Badung mulai enggan beternak karena diterpa isu merebaknya virus African Swine Fever (ASF). Mereka pun memilih alih profesi pascaratusan ternak babi mati mendadak.

Para peternak babi di Gumi Keris tak mau memelihara babi lagi sebelum adanya vaksin untuk mengantisipasi wabah yang melanda babi saat ini. Made Sudiarta, salah satu Peternak Babi dari Banjar Semana, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung mengaku terpaksa kembali bekerja di proyek di Ubud.

Baca juga:  KAI berencana gunakan GeNose untuk deteksi COVID-19

Pria yang memelihara 25 indukan babi itu pun mengaku tidak bisa melanjutkan usahanya sebagai peternak babi lantaran wabah tersebut belum ada solusinya. “Sementara saya terpaksa di proyek ini, di Ubud, Gianyar. Bagaimana men belum ada solusi, masak hasil labnya tidak dikeluarkan,” keluhnya.

Dia berharap agar pemerintah setempat cepat menangani wabah tersebut. Pasalnya sudah sampai satu bulan wabah tersebut belum ada solusi dan terkesan berlarut-larut. “Kalau sampai berlarut, seperti saya yang mata pencahariannya peternak babi, kan susah,” pungkasnya.

Baca juga:  Sudah Terisi di Atas 50 Persen, RSUD Buleleng Diminta Tambah Ruang Isolasi COVID-19

Dikonfirmasi terpisah Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama belum bisa berbuat banyak terkait wabah babi mati mendadak tersebut. Bahkan terkait hasil lab, pihaknya menyerahkan ke BBVet Denpasar.

Pihaknya pun menyarankan bagi peternak yang kandangnya sudah kosong, untuk sementara jangan memasukkan bibit dulu. Sampai penyakit tersebut terkendali. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *