Penumpang pesawat berada di Bandara Ngurah Rai. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penurunan kunjungan wisatawan dari “Great China”, yakni China, Hongkong dan Macau sangat berpengaruh pada target yang ditetapkan pemerintah di 2019 ini. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2019 ini memang menargetkan jumlah kunjungan ke Indonesia sebanyak 2,8 juta untuk great China namun, hingga Oktober baru tercapai kurang lebih 1,6 juta.

Dengan kondisi seperti ini, menurut Perwakilan Asisten Deputi Pengembangan dan Pemasaran II Regional I Kemenparekraf, Utari, pihaknya belum yakin target yang dicanangkan bisa tercapai. Penurunan kunjungan dari Great China ini, kata dia, tidak hanya dirasakan Indonesia. Beberapa negara juga mengalami penurunan.

Baca juga:  Nataru, Pos Terpadu Bandara Ngurah Rai Mulai Digelar

Dikatakan, penurunan kunjungan Great China ini kemungkinan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi di sana. Selain itu, karena adanya arahan dari pemerintah setempat kepada warganya untuk melakukan kunjungan domestik. “Selain melambatnya pertumbuhan ekonomi di sana, juga adanya arahan pemerintah setempat agar warganya melakukan kunjungan domestik. Karena mungkin tujuanya untuk meningkatkan ekonomi lokal,” bebernya, Sabtu (23/11) di Kedonganan.

Meski mengalami penurunan jumlah kunjungan, tahun depan pihaknya optimis kunjungan dari Great China meningkat. Bahkan, Kemenparekraf menargetkan peningkatan jumlah kunjungan secara keseluruhan ke Indonesia.

Baca juga:  Komitmen Melayani Pelanggannya Tanpa Batas Waktu, Astra Motor Rayakan HUT ke-50 Tahun

Namun demikian, pihaknya mengatakan, hal itu perlu disertai dengan peningkatan Kualitas. “Tidak hanya kuantitas yang ditingkatkan, namun juga perlu ada peningkatan kualitas,” tegasnya.

Sementara, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa juga mengakui, jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok mengalami penurunan di kisaran 10 sampai 15 persen. Banyak faktor yang menyebabkan, salah satunya adanya perang dagang AS-Tiongkok.

Baca juga:  Triwulan III 2021, Pertumbuhan Ekonomi Bali Masih Minus Terparah

Selain itu pertumbuhan ekonomi dunia yang direvisi turun. “Tentu hal itu sangat berdampak pada kunjungan wisatawan Tiongkok,” ujarnya.

Menurutnya kegiatan Famtrip sangat bagus mendongkrak kunjungan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para travel agent bisa mempromosikan pariwisata Bali sekaligus mengajak warganya datang ke Bali. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *