BANGLI, BALIPOST.com – Tujuh istri kabinet kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja (KK) melakukan sosialisasi konvergensi pencegahan stunting. Mereka mengunjungi PAUD Semara Murti sebagai percontohan pencegahan stunting di Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Kamis (22/8).

Ketujuh pengurus OASE KK tersebut adalah I Gusti Ayu Bintang Puspayoga (istri Menteri Koperasi dan UKM), Riri Sandjojo (istri Menteri Desa PDTT), Ma’rifah Hanif Dhakiri (istri Menakertrans), Koes Moeldoko (istri Kepala Staf Kepresidenan), Endang Budi Karya (istri Menhub), Nora Ryamizad Ryacudu (istri Menhan), dan Dedet Primadi (istri Sekjen Kemenkes).

Baca juga:  Cegah Stunting Sedini Mungkin

Bintang Puspayoga, yang merupakan pengurus OASE KK (Ketua Bidang II) mengatakan, salah satu program OASE Bidang II adalah peningkatan kualitas keluarga yaitu pencegahan stunting, salah satunya program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS. Ini kecil dan ringan, tapi dampaknya besar.

Menurut Bintang, pencegahan stunting ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo bahwa semua Kementerian/Lembaga harus bersama-sama mengeroyok program stunting. “Sosialisasi pencegahan stunting ini dilakukan atas kerjasama OASE KK dengan beberapa kementerian dalam upaya menurunkan angka stunting di desa-desa di Indonesia,” ujar Bintang.

Baca juga:  Turun, Kasus COVID-19 Harian Nasional di Dua Ratusan Orang

Saat ini, masih ada sekitar 160 kabupaten/kota yang masih mengalami stunting. “Desa Pengotan di Bangli ini termasuk daerah rawan Stunting,” ungkap Bintang.

Oleh karena itu, lanjut Bintang, perhatian terhadap PAUD-PAUD seluruh Indonesia harus terus ditingkatkan karena merupakan pendidikan utama dan pertama pendidikan formal yang diberikan pada anak. “Kuncinya di gerakan Posyandu. Kalau Posyandu ini berjalan dengan baik Stunting bisa ditangani,” terang Bintang.

Baca juga:  Tekan Angka Stunting, Dinkes Provinsi Bali Gelar Diseminasi Surveilans Gizi

Bintang menambahkan, pencegahan Stunting bisa dilakukan secara ringan melalui pola asuh, pola makan, sanitasi, dan itu ada di posyandu. Harapannya agar cegah Stunting bisa ditangani. “Posyandu merupakan ujung tombak pencegahan Stunting,” pungkas Bintang. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *