Petugas PDAM Buleleng menemukan debit air turun hingga 30 persen akibat kemarau panjang tahun ini. (BP/ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kemarau panjang yang melanda Buleleng tahun ini mulai memicu turunnya debit sumber mata air. Dari pemantauan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng, ditemukan debit mata air di Bali Utara turun 15-30 persen. Meskipun demikian, PDAM masih mampu memberikan pelayanan air minum kepada pelanggan setianya.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Buleleng Made Lestariana usai sidang di gedung DPRD Buleleng, Selasa (13/8), mengatakan, sejak kemarau panjang melanda pihaknya rutin melakukan pemantauan terhadap debit air di seluruh sumber mata air yang dikelola. Petugas menemukan terjadinya penurunan debit air 15-30 persen. Persentase penurunan debit air ini terjadi di 16 sumber mata air dan 40 sumur dalam.

Baca juga:  Deteksi Lokasi Warga Terisolasi Akibat Gempa, Polri Kerahkan Tim Drone Brimob

Menurut Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Buleleng ini, penurunan debit terpantau paling parah terjadi di lokasi sumur dangkal di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt. Sebelumnya sumur ini memiliki debit air 19 liter per detik, sekarang turun menjadi 13 liter per detik. Selain karena pengaruh kemarau, air di sumur dangkal ini turun karena dampak kejadian gempa bumi beberapa waktu lalu. Akibat gempa terjadi rongga tanah, sehingga air terserap ke bawah.

Baca juga:  Melbourne Diguncang Gempa 6 SR, KJRI Sebut Tak Ada Korban WNI

Dampak lainnya pasir yang berada di bawah lapisan tanah terangkat naik dan kemudian menyumbat filter pada perangkat mesin pompa yang dipasang di sumur. “Dari sekian banyak sumber mata air di Sulanyah paling parah. Akibat gempa, air turun dan memunculkan pasir yang menutup saringan pompa. Sumur milik warga juga memunculkan pasir dan airnya keruh,” jelasnya.

Penurunan debit sejauh ini belum menimbulkan gangguan pelayanan air minum di seluruh pelanggan. Hanya, beberapa daerah akan mengalami gangguan terutama yang berada di ketinggian. Terutama ketika memasuki beban puncak pemakaian pada pagi dan sore hari.

Baca juga:  Masih Fluktuatif, Tambahan Kasus COVID-19 Naik dari Sehari Sebelumnya

Untuk itu, pihaknya mengimbau pelanggan untuk hemat menggunakan air terutama memasuki masa beban puncak. Selain itu, ketersediaan debit air terus dioptimalkan. Terutama untuk sumber mata air dari sumur dangkal, jaringan pipa di dalam sumur ditambah, sehingga sisa debit air yan berhasil diproduksi tetap bisa dipompa untuk dialirkan kepada pelanggan. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *