Suasana nyepi di salah satu desa di Bali. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Kesimpar, Desa Abang, Karangasem melaksanakan tradisi nyepi adat, Rabu (17/7). Tradisi Nyepi Adat ini dilakukan sebagai upaya menjaga tradisi dan keseimbangan antara bhuana agung dan bhuana alit.

Bendesa Adat Kesimpar I Wayan Kari Subali, mengungkapkan, selama satu tahun warga Desa Adat Kesimpar melaksanakan dua Nyepi. Nyepi pertama berdasarkan Caka yang dilaksanakan wajib setiap tahunnya, dan yang kedua Nyepi Adat ini yang khusus dilakukan masyarakat Desa Adat Kesimpar.

Baca juga:  Sepuluh Tahun Menjabat, Pastika Sebut Belum Berhasil Wujudkan Ini

“Nyepi Adat ini dilaksanakan setiap sasih kasa setelah melaksanakan upacara ngusaba Wai. Nyepi Adat ini merupakan warisan leluhur dari turun-temurun untuk mempertahankan budaya dalam menjaga keseimbangan antara bhuana agung dan bhuana alit, khusus warga Kesimpar,” ujarnya.

Subali menambahkan, pelaksanaan Nyepi Adat ini hampir sama dengan Nyepi pada umumnya. Semua krama adat Desa Kesimpar tidak diperbolehkan untuk melaksanakan aktivitas apapun sesuai dengan catur brata penyepian, yakni Amati Geni (tidak menyalakan api, Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mencari hiburan).

Baca juga:  Punya Riwayat Perjalanan dari Italia, Naker Migran Positif COVID-19 di Hari Ketiga Karantina

“Bedanya Nyepi Adat hanya dilaksanakan selama setengah hari saja mulai pukul 07.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita. Khusus untuk warga yang lain di luar warga Desa Adat Kesimpar bisa melintas di jalan nasional Amlapura-Abang dan Kubu-Singaraja. Cuma jalan desa saja yang ditutup,” jelas Subali. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *