Ilustrasi. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sering dengar ungkapan work life balance? Sudah banyak para pekerja yang kebebasannya untuk menikmati kehidupan terenggut oleh sibuknya pekerjaan. Tiada hari tanpa lembur. Adapun quality time di akhir pekan hanya bisa dihitung dengan jari. Agaknya, mulai tahun 2019, ungkapan itu harus diganti dengan work smart not work hard. Bagaimana caranya? Ini dia tips dari Swara Tunaiku yang bisa kamu ikuti!

1. Jaga kebersihan jiwa dan raga

Mula-mula, cek dulu apakah jiwa dan ragamu sudah sehat atau belum. Mungkin selama ini kamu tidak punya waktu yang cukup untuk nge-gym. Tak masalah. Toh, ada olahraga lain. Misalnya jogging sebelum ngantor atau ikut klub zumba serta yoga di kantor jika ada. Banyak riset membuktikan, bahwa olahraga bisa menjaga tubuh tetap fit dan siaga.

2. Cari lingkungan kerja yang family friendly

Kalau bisa, pilih perusahaan yang memandang karyawannya sebagai manusia, bukan mesin pencetak uang. Dengan begitu, kamu pun lebih lega serta leluasa ketika ada keperluan khusus mengenai keluarga pada saat berada dalam jam kerja. Salah satu bentuk toleransinya antara lain dengan membolehkan karyawan bawa balita ke kantor karena di rumah sendirian.

Baca juga:  Makin Landai, Tambahan Warga Bali Terpapar COVID-19

3. Ungkapkan kebutuhanmu ke pihak kantor

Komunikasi antara kamu dengan atasan terkait kebutuhan pribadi itu sangat penting. Jika ingin dimengerti, berilah pengertian pada atasan sejelas-jelasnya. Biar ada solusi. Misalnya kamu punya agenda khusus ketika liburan Natal serta akhir tahun untuk mengunjungi keluarga di luar negeri. Kepentingan itu bisa kamu utarakan agar disetujui.

4. Jadilah diri sendiri

Sulitkah menjadi diri sendiri? Tidak, kan? Justru dengan menjadi diri sendiri selama bekerja akan membuatmu lebih nyaman dan lebih menghargai potensi diri sendiri. Kamu tidak perlu menjadi orang lain, apalagi kalau harus panjat sosial hanya untuk mendapat pengakuan. Selama pekerjaanmu beres dan bisa menuntaskan tugas dengan cara terbaik sudah beres kok.

Baca juga:  Sterilisasi Hewan Penular Rabies

Ketika berusaha menjadi orang lain, ada semacam keterpaksaan. Padahal, jiwa dan pikiran yang terpaksa hanya mendatangkan stres. Efeknya tidak hanya untuk kehidupan sehari-hari, bahkan bisa merembet ke soal mood dalam bekerja. Apa yang kamu miliki pasti tidak dimiliki orang lain. Menjadi orang lain mungkin bisa dapat pengakuan, tapi apa bisa bahagia?

5. Tahu kapan waktunya untuk berhenti

Pekerjaan itu sama dengan keinginan pribadi. Semakin dituruti, maka semakin tidak ada habisnya. Dalam sehari, tidak harus menuntaskan banyak pekerjaan. Kan masih ada esok hari. Untuk berhenti memang perlu rem yang benar-benar kuat. Salah satunya dengan mematikan gawai pekerjaan. Terutama ketika lagi ada di rumah atau ngumpul bareng teman.

6. Sediakan waktu untuk sahabat, hobi, serta keluarga

Baca juga:  Simak Kisah Inspiratif Pebisnis Muda yang Berwirausaha Sejak Kuliah

Persediaan waktu untuk berkumpul dengan sahabat, keluarga, dan menekuni hobi merupakan aset utama. Sebab, dari situlah jiwa dan ragamu senantiasa dalam keadaan sehat. Sekali-kali, coba ingat, kapan kamu terakhir kali liburan bareng mereka? Sebulan lalu? Setahun lalu? Atau sudah lama tidak bersama mereka?

Mulai sekarang evaluasi kehidupanmu dan temukan “bagian yang hilang” tersebut. Hidup bukan hanya perkara uang. Akan tetapi, lebih bagaimana cara kita menjalani hidup ini senyaman dan semaksimal mungkin. Meski sepele, coba pas bangun pagi, nikmati hidup dulu dengan jalan-jalan keliling kota. Soal pekerjaan ada waktunya tersendiri.

Ruang lingkup pekerjaan senantiasa berganti. Termasuk rekan kerja, atasan, serta proyek. Akan tetapi, orang terdekatmu tiada terganti. Apakah kamu mau kehilangan momen pertumbuhan anakmu, misalnya, hanya demi mengejar materi semata? Mulai tahun 2019 ini, mari kita seimbangkan antara porsi untuk bekerja dan kehidupan pribadi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *