Warga Subak Penasan bergotong royong membersihkan material longsor. (BP/istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pascalongsor akibat hujan lebat beberapa waktu lalu, di sekitar Perumahan BTN Penasan, Tihingan, Banjarangkan, mengalami gangguan pasokan air ke areal pertanian. Sekitar 154 hektar tanah pertanian warga tidak bisa teraliri.

Agar bisa keluar dari persoalan itu, ratusan krama Subak Penasan turun secara swadaya melakukan gotong royong, Kamis (7/2). akil Bupati Klungkung Made Kasta meninjau langsung proses pembersihan material longsor yang menutupi saluran air di perumahan BTN Penasan, itu. Kecamatan Banjarangkan.

Baca juga:  Denpasar Masuk 20 Besar Kota Penyumbang Kasus COVID-19 Terbanyak

Proses pembersihan dilakukan secara swadaya dan gotong royong oleh sekitar 300 krama Subak Penasan dengan menggunakan alat seadanya. Beratnya medan dan tebalnya material longsor yang terdiri dari tanah dan batu-batu besar, menyebabkan proses pembersihan berjalan lambat.

Mengatasi persoalan ini, Wabup Made Kasta lantas menerjunkan petugas pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan dengan tekanan air yang keras ke titik longsor. Tujuannya, untuk memudahkan proses pembersihan.

Baca juga:  Tekanan Tinggi Perairan Barat Australia, Air Laut di Pantai Kuta Meluber

Setelah berjuang selama sekitar 1 jam, aksi petugas damkar yang didukung 3 unit mobil Damkar, ternyata tidak mampu membersihan material untuk menormalkan lorong air yang tersumbat tersebut.

Plt. Kepala Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Nyoman Susanta, juga mengaku sudah pernah mencoba alternatif lain. Dia mengatakan tebalnya material longsor menyebabkan beratnya proses pembersihan saluran air tersebut.

Pihaknya bahkan pernah menerjunkan eskavator, namun karena medan yang sangat terjal serta tanah yang sangat labil, menyebabkan alat tidak dapat bekerja maksimal ke lokasi.

Baca juga:  Taati Prokes Demi Keamanan Bersama

Longsor yang terjadi pada Senin (21/1) ini, menyebabkan saluran air tersumbat material longsor. Akibatnya lahan Subak Penasan seluas 154 hektar tidak mendapatkan terairi sejak 18 hari. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *