Menhub Budi Karya Sumadi. (BP/Dokumen Humas PJPU)

YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Bandara baru Yogyakarta yang dibangun di daerah Kulonprogo akan disiapkan untuk menunjang pariwisata bertaraf internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, terutama obyek wisata Candi Borobudur.

Untuk itu bandara akan disiapkan agar dapat mengakomodasi lalu lintas pesawat besar berdaya jelajah jauh dan akan dilengkapi infrastruktur penunjang untuk menjangkau lokasi-lokasi wisata di daerah Jogjakarta, Solo dan Semarang (Joglosemar).

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini tengah disiapkan skenario agar bandara bisa menunjang pariwisata internasional. Di antaranya dengan menyiapkan akses jalan yang melewati daerah Candi Borobudur dan akses kereta api untuk memudahkan transportasi wisatawan dan penumpang umum.

Baca juga:  Delapan Pintu Masuk Pantai Kuta Dipasangi QR Code PeduliLindungi

Budi juga mengabarkan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X sudah mengusulkan nama bandara yaitu New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA). Budi menyatakan pihaknya akan memproses usulan tersebut hingga resmi menjadi nama bandara.

Sementara itu Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti juga menyatakan bandara baru Yogyakarta ini disiapkan untuk penerbangan internasional. Hal ini akan memudahkan wisatawan luar negeri untuk mengunjungi obyek wisata di DIY dan Jateng. Di sisi lain, masyarakat Jateng dan DIY juga bisa melaksanakan penerbangan umroh dari bandara ini.

Baca juga:  5 Brand Indonesia Ini Sering Dikira dari Luar Negeri

Polana melanjutkan bahwa sampai saat ini pembangunan bandara baru Yogyakarta masih on the track. Bandara yang dalam kontraknya harus selesai pada bulan Juli 2020 ini ditargetkan bisa selesai secara keseluruhan dan bisa dioperasikan pada akhir tahun 2019.

Terkait masalah potensi tsunami yang bisa melanda bandara yang letaknya berada di tepi Samudera Hindia ini, juga sudah dilakukan antisipasi dan mitigasi baik secara struktur maupun operasional. Untuk itu akan dilakukan kerjasama dengan para ahli tsunami dari Jepang, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Baca juga:  Di Buleleng, Harga Sembako Stabil, Stok Cukup

Level 1 bandara nantinya akan dibuat dengan struktur dan arsitektur yang fleksibel sehingga jika diterjang tsunami, para penumpang dan pengguna bandara akan segera bisa menghindar ke level 2 yang tingginya 8 meter dari level 1. Selain itu lahan-lahan di seputar bandara yang berbatasan dengan pantai akan ditanami pohon dan dibuat gundukan tanah sehingga bisa mengurangi kekuatan tsunami yang menerjang. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *