Aktivitas di perairan Selat Bali. (BP/dok)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), arus penumpang dan kendaraan dari Jawa ke Bali diprediksi akan meningkat. Puncaknya, diperkirakan akan terjadi 23 Desember.

Lonjakan diyakini hanya naik tipis, sekitar 2 persen. Mengantisipasi kenaikan volume penumpang, sebanyak 52 kapal disiagakan. Dari jumlah ini, setiap harinya hanya 32 kapal yang beroperasi. Sisanya, siaga menunggu giliran. “Kita tidak menambah kapal selama angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jumlah kapal yang ada sudah cukup,” kata General Manager (GM) PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang-Gilimanuk, Capt. Solikin, Kamis (13/12).

Baca juga:  Tugas Satgas Covid-19 Provinsi Bali Resmi Berakhir

Pejabat ini menjelaskan, total kapal yang beroperasi di Ketapang-Gilimanuk berjumlah 57 unit. Dari jumlah ini, 5 kapal menjalani doking atau perawatan tahunan. Pihaknya memprediksi, kenaikan penumpang dari Ketapang ke Gilimanuk dan sebaliknya akan dimulai 18 Desember besok.

Lalu, berlanjut hingga 23 Desember. Menjelang pergantian tahun, lonjakan dipastikan terjadi lagi. Sedangkan puncak arus balik dari Bali ke Jawa, diprediksi terjadi pada 4 Januari 2019.

Baca juga:  Meski Indikator Asesmen Diubah, Level PPKM Bali Masih Sama

Pihaknya menyiapkan 7 dermaga untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Rinciannya, 3 dermaga mobil bridge (MB), 1 pontoon (dermaga apung) dan 3 dermaga LCM. “Seluruh fasilitas pelabuhan sudah kita siapkan menyambut angkutan Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.

Persiapan mulai, toilet, jalur tiket dan jalur dermaga. Solikin menambahkan jalur masuk ke Pelabuhan Ketapang dibuat satu pintu. Sehingga, memudahkan pengawasan dan membuat nyaman pengguna jasa.

Layanan tiket elektronik atau non tunai juga sudah berlaku 100 persen. “Untuk tiket pejalan kaki dan roda dua sudah 100 persen non tunai. Ini memudahkan pelayanan,” jelasnya.

Baca juga:  Dampak Pertumbuhan Kendaraan Listrik, Potensi PAD Bali Terancam Tergerus

Sedangkan kendaraan pribadi dan truk masih belum bisa 100 persen. Alasannya, peralatan yang digunakan belum tersedia sepenuhnya. Masih tahap persiapan. Tahun depan, ditargetkan seluruh tiket sudah menggunakan pembayaran non tunai. Sehingga, tidak ada peredaran uang di loket tiket. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *