SNGARAJA, BALIPOST.com – Kemandirian pers ditentukan dengan kinerja dan kompetensi wartawan itu sendiri. Apalagi, perkembangan teknologi informasi (TI) yang memasuki era industri 4.0 ini kemampuan seorang wartawan itu mutlak dipenuhi.

Demikian terungkap dalam Sarasehan Regional “Profesionalisme dan Kemandirian Pers” di gedung Wanita Laksmi Graha, Singaraja, Jumat (30/11). Sarasehan ini bersamaan dengan pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Buleleng Periode 2018 – 2021.

Sarasehan menghadirkan narasumber Rektor Universitas Panji Sakti Prof. Dr. Gede Made Metera, Sekkab Ir. Dewa Ketut Puspaka mewakili Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS), dan Sekretaris PWI Bali Emannuel Dewata Oja.

Prof.  Gede Metera dalam presentasi singkatnya mengungkapkan, wartawan tidak cukup menguasai “rumus” dasar dalam dunia jurnalistik yakni “5W1H” saja. Sebaliknya, seorang wartawan dituntut memiliki kemampuan di segala bidang.

Baca juga:  Menanga Festival, Tampilkan Potensi Seni Budaya Hingga Kuliner

Dia mencontohkan, wartawan olahraga wajib menguasai terkait pengetahuan olahraga menyeluruh. Wartawan hukum harus tahu tentang ilmu hukum, dan wartawan ekonomi pengetahun perekonomian harus dikuasai juga.

Tidak cukup dengan mengasah pengetahuan segala bidang yang didapat dari berbagai refrensi edukasi tersebut, namun seorang wartawan dituntut memiliki kompetensi memadai. “Pers yang mandiri itu ya taat pada regulasi yang mengatur profesinya, mengetahui banyak ilmu pengetahuan walaupun tidak dari bangku kiliah, dan kompetensi juga harus memadai, sehingga pers akan mandiri di era milenial seperti sekarang,” katanya.

Sekretaris PWI Bali Emannuel Dewata Oja mengatakan, terkait kompetensi wartawan, PWI sendiri terus meningatkan kompetensi wartawan yang benaung di bawah PWI. Sampai saat ini di Bali ada 144 wartawan dari berbagai media di Bali sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ke depan PWI terus memprogramkan peningatan kompetensi melalui UKW.

Baca juga:  Tenaga Kerja Diminta Tingkatkan Kompetensi

Hanya saja, kendala yang masih dihadapi adalah lembaga masih kesulitan biaya. Ini karena untuk menggelar UKW memerlukan dana yang lumayan besar. “PWI bersama Dewan Pers terus meningatan kompetensi melalui UKW dan hanya kita kesulitan biaya karena untuk mendatangkan penguji yang direkomendasikan Dewan pers itu biayanya mahal, namun demikian kita tetap meningkatkan kompetensi kawan-kawan wartawan,” jelasnya.

Sementara itu, Sekkab Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka, M.P mengatakan, pentingnya peran media masa (pers) dalam menyukseskan pembangunan sudah perlu ditindaklanjuti dengan menjalin kerjasama positif antara pemerintah dengan pers. Kerjasama ini bisa saja dilakukan dengan mengarahkan kebijakan pemerintah daerah yang rutin mengalokasikan hibah bantuan sosial (bansos).

Baca juga:  Wartawan Menjadi Wirausaha, Kenapa Tidak?

Kalau ini bisa diakses, persoalan kesulitan biaya dalam meningatkan kompetensi wartawan melalui UKW diyakini dapat diatasi. “Kerjasama ini jangan dinilai negatif, tetapi karena peran pers begitu penting menyukseskan pembangunan, maka saya kira wartawan yang bernaung dalam PWI bisa membangun kerjasama dengan pemerintah, dan ini memungkinkan dengan mengakses dana hibah bansos,” jelasnya.

Sementara itu, pengurus PWI Buleleng yang dilantik yakni Putu Ngurah Aswibawan (Ketua), Wakil Ketua Putu Edi Robin, dan Sekretaris Ketut Wiratmaja. Pengurus ini dilantik oleh Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *