NEGARA, BALIPOST.com – Belakangan ini kembali ditemukan penyu dewasa mati dan terdampar di pesisir Jembrana. Dari informasi sejak Jumat (26/10) sampai Sabtu (27/10) ada dua ekor penyu ditemukan terdampar.

Pada Jumat ditemukan di pantai depan sebuah villa di Perancak dan Sabtu pagi di Dusun Danginberawah, Desa Perancak. “Yang ditemukan Jumat dan Sabtu sudah dikuburkan,” kata Koordinator Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya, Sabtu (27/10).

Dari data sebelumnya, penyu lekang mati ditemukan pada 10 Juni sebanyak 3 ekor di Pantai Tembles, Rambut Siwi dan Penyaringan dengan berbagai ukuran.

Pada 11 Juni sebanyak 2 ekor di Pantai Yeh Buah Penyaringan. Pada 12 Juni sebanyak 3 ekor di Pantai Air Kuning, 13 Juni sebanyak 2 ekor di Pantai Perancak dan 10 Juli sebanyak 1 ekor di Yeh Buah. Serta 14 Juli sebanyak 1 ekor di Perancak.

Baca juga:  Sampah Meningkat Hingga 30 Persen Setelah Galungan, Ini Upaya DLH Tabanan

Kemudian disusul 5 September, penyu betina dengan ukuran kerapas panjang 54 cm dan lebar 52 cm dan penyu lekang pejantan panjang 69 cm dan lebar 68 cm.

Di 9 September, ditemukan lagi penyu mati jenis penyu lekang jantan, panjang 52cm dan lebar 71 cm. Sementara 21 September, jenis penyu lekang betina, panjang 59 cm dan lebar 56 cm.

Penyu yang mati ini lokasinya semua terdampar di Pantai Perancak. Anom mengatakan kematian dua penyu pada 26 dan 27 Oktober belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca juga:  Penanganan Sampah di Pura Luhur Batukau Dibantu "Bisa Terbiasa"

Namun jika dilihat ciri-cirinya diduga tersangkut jaring karena di bagian flipernya ada bekas terluka. “Tapi bisa juga karena keracunan,” jelasnya.

Banyaknya penyu dewasa yang mati tersebut mengundang keprihatinan para pelestari Penyu di Jembrana. Mereka berharap ada penelitian untuk mencari sebab penyu-penyu ini mati dalam waktu yang hampir berdekatan.

Anom mengatakan tahun ini sudah cukup banyak penyu yang mati dan rata-rata umurnya diperkirakan lebih dari 30 tahun. “Kami berharap ini (penyu mati) tidak terjadi lagi. Dan bila perlu, ada  penelitian penyu-penyu ini banyak mati. Sehingga bisa dilakukan pencegahan,” ujar Anom.

Baca juga:  TNI Siaga Bencana Alam dan Kawal Pilkada

Selama puluhan tahun berkecimpung dalam pelestarian penyu di Jembrana, fenomena matinya penyu-penyu di laut ini baru kali ini terjadi. Apalagi interval waktu antara penyu yang satu dan lainnya yang ditemukan mati cukup dekat.

Menurutnya, selama ini pihaknya dan beberapa KPP lain di Jembrana terus berupaya melestarikan penyu, agar populasi penyu terus bertambah. Saat ini seluruh jenis Penyu masuk kategori hewan dilindungi. Dari ratusan ekor tukik (anak penyu) yang dilepasliarkan ke laut, hanya beberapa saja yang mampu hidup. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *