Sejumlah IRT di Pengambengan berkoordinasi terkait pengaduan dugaan pencemaran nama baik lewat SMS, Senin (22/10). (BP/kmb)

NEGARA, BALIPOST.com – Belasan ibu rumah tangga (IRT) dari Dusun Ketapang Lampu, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Senin (22/10) mendatangi Polres Jembrana. Mereka mengadukan dugaan pencemaran nama baik melalui short message service (SMS) dan teror SMS yang mereka terima sejak Agustus.

Belasan IRT tersebut, mengaku mendapat teror dari seseorang dan dengan satu nomor yang tidak dikenal. AKibat SMS itu, hubungan antar tetangga menjadi tidak baik.

Baca juga:  Diusulkan, Jalur Bebas Hambatan ke Pura Besakih

Lina salah seorang korban mengatakan, kejadian tersebut berawal pada Agustus lalu. Tepatnya setelah acara peringatan HUT Kemerdekaan. Sebanyak 15 orang panitia yang semua IRT itu mendapat SMS misterius dari satu nomor. Isinya menuduh panitia melakukan penggelapan uang kegiatan.

Menurutnya semua panitia dijelek-jelekkan dengan kata-kata kasar. Bahkan setiap orang yang masuk dalam kepanitiaan di-SMS dengan kata-kata yang tidak pantas, bahkan cenderung memfitnah.

Baca juga:  Terlibat Pembunuhan, Dua Warga India Dituntut 15 Tahun

Awalnya mengenai acara Agustusan, namun selanjutnya mengarah pada pribadi masing-masing orang yang tergabung dalam kepanitiaan itu. Karena SMS itu membuat tidak nyaman, akhirnya timbul saling curiga antartetangga.

Mereka merasa saling diadu domba antartetangga. Akhirnya mereka menjadi tidak akur lagi.
Mereka berharap pihak kepolisian menindaklanjuti, mengungkap pelaku yang mengirim SMS tersebut. Karena perbuatannya telah membuat orang lain tidak nyaman dan mencemarkan nama baik mereka.

Baca juga:  PDIP Laporkan Rocky Gerung ke Polisi

Beberapa ibu-ibu lainnya juga mengaku masalah ini sudah sempat dimediasi oleh Kelian Dusun namun tidak ada tindak lanjut. Akhirnya mereka melapor ke Polres Jembrana.

Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak A Sooai dikonfirmasi mengenai hal ini membenarkan sejumlah IRT dari Pengambengan datang ke Polres. Namun pihaknya masih mempelajari hal ini. “Mereka belum melapor namun masih koordinasi,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *