JAKARTA, BALIPOST.com – Dirjen Perhubungan Laut R Agus H Purnomo menyatakan, ada ketiga pelabuhan yang akan dijadikan contoh yang nantinya dioperasikan seperti bandara yaitu Pelabuhan Kali Adem, Tanjung Pinang, dan Bau-bau. Rencananya, semua pelabuhan nantinya akan steril dari pengunjung atau hanya untuk penumpang.

“Ya seperti bandara sama di kereta, yang tidak punya identitas tidak boleh masuk,” ujarnya di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Selasa (9/10).

Menurutnya, sterilisasi pelabuhan akan diterapkan sebagai percontohan. “Bisa lihat di Semarang, di sana pelabuhan sudah pakai boarding pass, artinya tiketnya udah online, manifest juga online gitu,” contohnya.

Baca juga:  Gubernur Bali Keluarkan Edaran Pengendalian Perjalanan Orang di Pintu Masuk Bali

Kemenhub juga akan meningkatkan pelayanan untuk pelabuhan seperti halnya pelayanan untuk bandara. Pihaknyanakan memberlakukan syarat berupa indentitas kapal yabf yang jelas. Kapal dan anak buah kapal yang bersandar juga harus bersertifikat. “Kami ingin tiga pelabuhan harus berhasil dulu, tidak enam pelabuhan. Supaya ini nampak jadi contoh,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menargetkan, awal 2019 penerapan sistem pelayanan baru ke pelabuhan ini bisa diuji coba di tiga pelabuhan itu. “Tahun ini setelah kajian selesai terus kita bahas dengan kementerian secara total,” tambahnya.

Baca juga:  Turunnya Perekonomian Bali Perlu Penanganan Segera

Sebagaimana diketahui, dalam Kampanye Keselamatan Pelayaran 2018 yang berlansung di Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Direktorat Perhubungan Laut menekankan pentingnya sertifikasi kapal dan anak buah kapal. “Kami memiliki program sertifikasi pelaut yakni Basic Safety Training (BST) dan SKK 30 mil yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaut dan nelayan, karena nantinya ke depan akan ada law enforcement di mana seluruh kru kapal yang melaut harus memiliki sertifikat,” tegasnya.

Baca juga:  Segini, Rata-rata Kasus Aktif dan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia

Selain itu, Kemenhub juga memberikan bantuan 350 life jacket kepada kapal-kapal penumpang tradisional di Pelabuhan Kumai. Ia menekankan agar nantinya setiap kapal dapat melengkapi kapal dengan peta komunikasi, radio, jaket pelampung dan sebagainya yang menjadi syarat kelaiklautan kapal.

Hal itu dilakukan dengan proses sertifikasi yang prosesnya dilakukan secara gratis. Begitu juga dengan sertifikasi para kru kapal dilakukan juga secara gratis. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *