Suasana pertunjukan kecak di kawasan Uluwatu. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Objek Wisata kawasan luar Pura Uluwatu selain menyuguhkan panorama alam, sunset, Pura, Tari Kecak, juga memiliki daya tarik andalan yaitu populasi monyet. Sehingga lima daya tarik tersebut sering disebut sebagai The Five Wonderful Beauties at Uluwatu.

Menjelang IMF-WB Annual Meeting bulan Oktober mendatang, objek wisata kawasan luar Pura Uluwatu sangat siap menunggu kehadiran delegasi IMF. Meski sampai saat ini belum ada permintaan atau booking untuk pementasan kecak di Uluwatu, namun pengelola selalu siap apabila memang ada permintaan. “Belum ada (booking), sebelumnya cuma dari pihak Kementerian sudah melakukan pengecekan ke objek wisata kawasan luar Pura Uluwatu,” kata Manager Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, Wayan Wijana, Minggu (23/9).

Terkait dengan kemungkinan adanya permintaan atau booking untuk pementasan kecak, Wijana mengatakan, Itu bisa dilakukan seperti yang regular. Nanti tergantung permintaan delegasi, namun tetap berjalan sesuai dengan yang biasa.

Baca juga:  Seratusan Pengungsi Mandiri Eksodus ke Candikuning

Stage kecak di Uluwatu memiliki daya tampung sampai 1200 orang. Namun, Jika tidak menampung apabila ada booking jumlah besar, pihaknya akan mengatur pementasannya. Atau sebagai alternatif sebagian akan diarahkan ke kecak yg ada di Labuan Sait, dengan daya tampung stage sebanyak 500 orang. “Tarian Kecak Uluwatu dan Labuan Sait siap hibur delegasi IMF. Apalagi saat ini, di Pecatu sudah ada 3 sekaa Kecak,” ujarnya.

Dikatakan Wijana, persiapan untuk atraksi khusus untuk menyambut delegasi IMF memang tidak ada. Tapi, setiap hari minggu di Wantilan pura Uluwatu rutin diadakan kegiatan latihan tari dan tabuh dari pesraman Desa Adat Pecatu.

Baca juga:  Petani Subak Tingkadbatu Bertahun - Tahun Tak Bisa Tanam Padi

Sedangkan, secara rutin setiap hari memang ada pertunjukan kecak. “Latihan tari dan tabuh dilakukan setiap hari Minggu, jika kebetulan kunjungan para delegasi dilakukan pada saat ada latihan, mereka dipersilahkan untuk ikut berpartisipasi degan peserta latihan,” kata Wijana.

Untuk keberadaan monyet di sana, pihaknya mengatakan hal itu tidak perlu ditakuti. Karena pihaknya selalu siagakan petugas pawang monyet setiap saat. Namun demikian, pengunjung tetap harus mengikuti aturan yang ada dimanajemen tentang perlakuan terhadap monyet. “Kita staff bertugas secara shift dengan jadwal jelas secara management,” katanya.

Mengingat banyaknya kunjungan, Wijana mengaku, untuk kegiatan umat dalam melakukan persembahyangan tidak akan terganggu. Justru kegiatan umat ke Pura Uluwatu juga bisa menjadi asset/daya tarik wisata. Karena tempat dan akses kegiatan umat dalam persembahyangan sama sekali tidak terganggu.

Baca juga:  Delegasi IMF-WB Kagumi Aktivitas "Ngayah" di Pura Desa Batuan

Dalam menyambut pertemuan IMF nanti pengelola kawasan luar Pura Uluwatu sudah sangat siap. Baik fasilitas publik seperti toilet dan fasilitas pendukung sudah siap, semuanya sudah berstandar internasional.

Bukan hanya untuk IMF-WB, tetapi memang untuk memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung. “Ya fasilitas pendukung objek seperti toilet sudah siap, dan daya tarik baru yang sedang dibangun oleh pemda Badung adalah patung Danghyang Nirarta setinggi 8 meter,” tambah Wijana.

Selain kawasan luar Pura Uluwatu, objek Labuan Sait juga menjadi lokasi alternatif. Karena di pantai yang lokasinya dikelilingi tebing karang menjadikannya pantai yang eksotik.

Apalagi saat ini di Pantai Labuan Sait juga menyajikan pementasan tari Kecak. “Objek ini siap menanti kunjungan delegasi IMF dengan pantainya yang eksotik,” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *