DENPASAR, BALIPOST.com – Sampah, apapun bentuknya sangat berbahaya jika dibuang sembarangan. Masyarakat awam menganggap sampah plastik adalah sampah paling berbahaya karena sangat sulit terurai.

Namun, puntung rokok ternyata sampah yang paling berbahaya. Bahkan sampah kecil ini merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dipungut dalam World Clean Up Day di Pantai Mertasari, Sanur, Sabtu (15/9). “Sampah yang paling berbahaya adalah puntung rokok, itu kan ada filternya. Jadi orang kadang-kadang tidak berpikir dan membuang sembarangan begitu saja dan itu kan susah banget untuk dipungut,” ujar Putu Evie Suyadnyani dari Trash Hero Kertalangu untuk Wilayah Denpasar yang ikut terlibat dalam World Clean Up Day.

Baca juga:  Menteri Energi, Iklim dan Lingkungan Inggris Puji Pelestarian Kawasan Mangrove Bali

Lannjut Evie, sampah-sampah kecil seperti puntung rokok juga kerap tak terlihat jika ada aksi bersih-bersih. Padahal, puntung rokok tidak saja sulit terurai seperti sampah plastik. Tapi juga mengandung racun nikotin yang dapat mengganggu lingkungan. “Orang merokok boleh, tapi lihat sekeliling juga. Perhatikan orang di sekeliling apakah mereka perokok. Kedua, sampahnya juga agar tidak dibuang sembarangan,” imbuhnya.

Evie menambahkan, sampah lain yang cukup banyak ditemukan adalah sedotan plastik, gelas plastik, bungkus permen dan tutup botol. World Clean Up Day yang di Bali bertajuk “Suksma Bali” merupakan titik terpenting untuk mengajak seluruh masyarakat sekaligus membuka kesadaran dan kepedulian mereka.

Baca juga:  Libatkan Pemuda Tangani Sampah

Dalam hal ini, untuk benar-benar memikirkan bahwa sampah adalah permasalahan bersama. Tidak hanya di Bali, Indonesia, tapi juga dunia.

Selama ini, Trash Hero yang ada di seluruh dunia telah ikut menjadi core team untuk mensukseskan World Clean Up Day. “Jadi, kita tidak lagi tunjuk menunjuk tapi bekerja bersama, kita saling bahu membahu, kita pecahkan masalah ini. Jadi kita mau masyarakat lebih sadar dan peduli bahwa hal ini memang harus dimulai dari diri sendiri, terutama di rumah dengan pemilahan sampah dan edukasi anak-anak,” jelasnya.

Menurut Evie, sampah plastik khususnya telah menjadi permasalahan berat yang mengganggu ekosistem dan biota laut, serta tanpa disadari kesehatan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, masyarakat di seluruh dunia perlu disadarkan untuk mulai bergerak dan tidak lagi menunda-nunda untuk berbuat mengatasi sampah.

Baca juga:  Tahun Ini, Peserta PJMB FKH Unud Capai Rekor Tertinggi

Trash Hero tidak saja rutin melakukan aksi bersih-bersih, tapi juga berkampanye tentang “diet” menggunakan plastik. “Kita juga turun ke sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan dan menjalankan program-program pengurangan sampah plastik seperti mengurangi sedotan plastik, kantong plastik, dan semua jenis plastik sekali pakai. Termasuk kampanye untuk selalu membawa botol minum sendiri dan mengisi ulang daripada membeli minuman,” paparnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *