JAKARTA, BALIPOST.com – Bakal Calon presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk berlaku jujur dan adil dalam menjalankan Pemilu 2019 tahun depan. Ketua Umum Partai Gerindra ini juga meminta jangan sekali-sekali kedaulatan rakyat di dalam kotak suara dicurangi.

“KPU miliki tugas berat. Kami mengerti. KPU harus jaga keadilan , kejujuan, kebersihan daripada Pemilu. Melalui kotak suara itulah terdapat kedaulatan rakyat, janganlah sekali-kali kita menghina, mencurangi rakyat. Biarlah rakyat berdaulat tentukan nasibnya,” tegas Prabowo pada sesi keterangan pers usai melakukan proses pendaftaran sebagai bakal capres didampingi bakal cawapres Sandiaga Salahudin Uno di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8).

Menurut Prabowo, proses pergantian pemimpin di semua tingkatan baik Presiden, Gubernur, Bupati dan walikota bahkan kepala desa adalah hal lumrah dalam demokrasi. Oleh karena itu, pergantian kepemimpinan hingga ke perangkat paling kecil seperti kepala desa pun harus terselenggara secara jujur dan adil

Baca juga:  Memperhatikan Segala Proses Pemilu

Prabowo mengatakan dia dan pasangannya Sandiaga Uno hanya ingin berkuasa atas kehendak rakyat. Karenanya, kedaulatan rakyat harus berada di atas segalanya. “Biarlah rakyat yang berdaulat. Apapun keputusan rakyat kami tunduk dan hormat. Kami hanya ingin berkuasa atas izin rakyat Indonesia. Kami ingin berkuasa untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia,” kata Prabowo dengan nada penuh semangat.

Kendati demikian, Prabowo mengaku tugas yang diemban KPU sangat sulit. Namun, dia berharap sebagai negara demokrasi, pergantian pemerintahan dan pimpinan, mulai dari tingkat yang paling tinggi yakni presiden sampai yang paling rendah di level kepala desa, harus berjalan dengan aman, damai dan jujur.

Diawal sambutannya, Prabowo mengatakan dirinya dengan cawapresnya Sandiaga Uno datang diantarkan oleh lima partai koalisi yaitu PKS, PAN, Gerindra, Demokrat, dan Berkarya. “Saya Prabowo Subianto dan saudara Sandiaga Uno dicalonkan, diusung oleh 4 partai yaitu PKS, PAN, Demokrat dan Gerindra dan didukung oleh Partai Berkarya. Yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Titiek Soeharto,” kata Prabowo.

Baca juga:  Luhut Sebut 18 Negara Bisa Masuk Indonesia, Singapura Tak Masuk

Saat Prabowo menyebut nama Titiek, sontak saja para pendukungnya langsung menyoraki keduanya. Dan tampak Prabowo serta Titiek terlihat tersipu malu. Titiek Soeharto merupakan mantan isteri Prabowo.

Tampak mendampingi Prabowo, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua MPP Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sekjen Partai Dmemokrat Hinca Panjaitan, namun Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak hadir. SBY digantikan putra yang juga Ketua Kosgama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Prabowo juga menyinggung pendaftarannya yang terbilang unik karena dihadiri oleh dua putri dan dua putra Presiden RI. “Ini unik karena dihadiri putri Presiden RI pertama yakni Ibu Rachmawati, juga dihadiri putri Presiden RI kedua, Ibu Titik Soeharto dan dihadiri dua putra Presiden RI keenam yakni Mas AHY dan Mas Ibas,” kata Prabowo.

Baca juga:  Menteri Bintang: Perlindungan Anak di Tengah Pandemi Harus Jadi Prioritas

Sementara itu, bakal cawapres Sandiaga Uno menyingung partai ‘baru’ yang akan diperjuangkannya. “Ada begitu banyak partai di sini, tapi yang belum adalah partai emak-emak. Partai emak-emak terepresentasi di sini dan kami akan berjuang untuk partai emak-emak, kita ingin harga-harga terjangkau. Kami ingin harga-harga pangan stabil dan kami ingin percepatan pembangunan dngn peemerintahan yang bersih, Insya Allah,” kelakar Sandiaga yang mengaku sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta demi pencaloannya sebagai cawapres Prabowo. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *