Petani jeruk di Landih menyemprot tanaman jeruknya yang terkena abu. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Hujan abu yang sempat melanda wilayah Desa Landih, Bangli beberapa hari lalu, kini mulai membuat beberapa petani jeruk di desa setempat khawatir. Petani khawatir dampak hujan abu akibat erupsi Gunung Agung menyebabkan tanaman jeruk mengalami kerontokan pada daun dan buah. Untuk mencegah hal itu, beberapa petani jeruk terpaksa membersihkan tanaman dari sisa abu yang menempel dengan cara menyemprotnya.

Seperti halnya yang dilakukan Nengah Ledang. Untuk menghilangkan abu yang menempel pada tanaman jeruknya, dirinya terpaksa membersihkannya dengan cara menyemprotnya menggunakan air yang dicampur detergen.

Baca juga:  Ratusan Pengungsi di Rendang Masih Bertahan di Pengungsian

Hal ini dilakukannya lantaran dirinya tidak ingin dampak abu vulkanik menyebabkan buah dan daun pada tanaman jeruknya rontok yang berujung kerugian. “Kalau tidak dibersihkan semuaya bisa rontok, rugi jadinya,” ujarnya Senin (2/6).

Untuk menyemprot tanaman jeruknya, Ledang mengaku menghabiskan air hingga dua truk yang didapat dengan cara membeli.

Sementara itu, Perbekel Desa Landih Ketut Sudana saat dikonfirmasi terpisah mengatakan, wilayah desanya sempat mengalami hujan abu saat Gunung Agung erupsi beberapa hari lalu. Dia menyebut, ada empat dusun di desanya yang cukup keras dilanda hujan abu yakni Palaktiying, Penaga, Landih dan Langkan yang secara kewilayahan ada di bagian utara. Sedangkan di wilayah Landih bagian selatan seperti Dusun Buayang, hujan abu yang turun tipis.

Baca juga:  Dua Minggu ke Depan, Stok Logistik Pengungsi di Bangli Masih Aman

Diakui Sudana, hujan abu yang melanda wilayah desanya cukup berdampak pada pertanian warga. Abu yang menempel pada tanaman jeruk mengakibatkan buah jeruk rontok. Hanya saja, jika dibanding hujan abu yang terjadi beberapa bulan lalu, dampak hujan abu saat ini tidak terlalu parah.

“Memang berdampak pada rontoknya buah, tapi tidak terlalu parah jika dibanding beberapa bulan lalu. Mungkin karena hujan abunya sekarang bercampur pasir. Hanya tampilan buah jeruknya kurang bagus kelihatan karena ada bercak-bercaknya,” ujarnya.

Baca juga:  Puncak Karya Pura Ulun Danu Batur, Begini Pelaksanaan Mepepada Saat COVID-19 Melanda

Selain berdampak pada perkebunan jeruk warga, Sudana mengatakan hujan abu juga berdampak pada sulitnya peternak mencari rumput untuk pakan sapi. Sebab abu yang turun tidak saja mengotori permukaan rumput, namun sampai masuk hingga ke sela-sela rumput. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *