Salah satu aktifitas panen ikan Lele di kelompok budidaya ikan lele di Tabanan. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Kebutuhan akan ikan lele saat ini bisa mencapai 15 ton per hari untuk satu pengepul. Tabanan sendiri yang memiliki daerah pusat budidaya ikan lele ternyata hanya bisa memenuhi sekitar satu persen kebutuhan tersebut. Hal ini menunjukkan besarnya potensi ternak ikan lele di Bali.

Salah satu pengumpul ikan Lele di Tabanan, Nyoman Siada beberapa waktu lalu mengatakan ada ketidakstabilan penghasilan lele di tingkat peternak ikan. Hal ini menyebabkan ikan Lele yang ia kumpulkan dan kemudian diberikan ke pengepul kadang banyak tetapi kadang sangat sedikit. Diakuinya, maksimal dirinya hanya bisa mengumpulkan 3 ton ikan lele dari peternak ikan Lele di Tabanan.

Sementara kebutuhan di satu pengepul saja itu bisa sampai 15 ton. ‘’Jadi untuk Tabanan masih sangat sedikit dalam memenuhi kouta kebutuhan ikan lele,’’ ujarnya.

Baca juga:  Klinik Pertanian Mengatasi Tantangan Petani

Ia melanjutkan, saat-saat perayaan tahun baru maupun Natal biasanya akan terjadi kekosongan stok ikan Lele di tingkat peternak. Hal ini karena ikan habis terjual. Selain itu ketidakstabilan produksi ikan Lele juga dikarenakan naiknya harga pakan dan biaya operasional, tidak diiringi dengan kenaikan harga jual ikan lele ditingkat peternak. Hal ini menyebabkan tidak banyak petani yang mau menebar ikan dalam jumlah yang besar dan berkesinambungan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, Made Subagia, Senin (4/6) mengatakan beberapa bulan terakhir permintaan ikan Lele di Tabanan memang mengalami peningkatan. Salah satu kontribusinya adalah banyaknya even lomba mancing yang saat ini digelar di Tabanan, Badung dan daerah sekitarnya.

Dalam hal produksi, kata Subagia, peternak ikan lele di Tabanan tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Namun dari laporan, terjadi kestagnanan jumlah pasokan ikan Lele dari luar Bali sehingga terjadi kekurangan pemenuhan ikan Lele untuk Bali. ’’Dari laporan pengepul ikan Lele, jumlah ikan Lele yang dikirim dari luar Bali tidak bertambah atau stagnan. Sehingga kebutuhan yang meningkat saat ini dengan pasokan yang tetap menyebabkan tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar atau kurang,’’ jelas Subagia.

Baca juga:  Tahun Ini, Arus Mudik di Pelabuhan Gilimanuk Naik Hingga 7 Persen

Meski terjadi kestagnan jumlah pasokan Lele tetapi menurut Subagia khususnya kebutuhan Lele di Kabupaten Tabanan masih bisa terpenuhi.

Saat ini Dinas Perikanan Tabanan telah membina 324 kelompok budidaya Lele yang tersebar di 10 Kecamatan. Dari 10 kecamatan tersebut, terbanyak ada di wilayah Selemadeg, Seltim, Penebel dan Tabanan.Rata-rata total ikal lele yang dihasilkan sebanyak 50 ton dalam sebulan.

Menurut Subagia, sebenarnya potensi lahan budidaya ikan Lele di kabupaten Tabanan cukup luas hanya saja belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan modal yang diperlukan untuk budidaya cukup besar. Disisi lain peternak harus bisa menguasai teknologi cara budidaya ikan yang baik.

Baca juga:  Dinas LH Kumpulkan Peternak Ayam

Permasalahan lain yang menyebabkan tidak optimalnya penggunaan lahan untuk budidaya ikan lele adalah  trend harga pakan buatan yang mengalami peningkatan dan  harga jual ikan  lele tidak bisa ditingkatkan secara signifikan sesuai dengan peningkatan harga sarana produksi perikanan.

Namun, untuk bisa memenuhi kebutuhan ikan Lele ini lanjut Subagia pihaknya terus menerus melakukan pelatihan teknis budidaya ikan dan pelatihan pembuatan pakan buatan mandiri berbahan  bahan baku lokal.(wira sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *