Pemedek saat melakukan persembahyangan di Pura Agung Besakih. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Gunung Agung Rabu (11/2) kembali mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 500 meter di puncak kawah. Arah abu condong mengarak ke Barat Daya. Meski kembali terjadi erupsi dan Desa Besakih terkena paparan abu vulkanik dengan intensitas tipis, akan tetapi tidak mempengaruhi pemedek yang tangkil ke Pura Agung Besakih untuk melakukan persembahyangan serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK).

Penanggungjawab Data Gunung Api Bali dan Nusa Tenggara Barat Oktory Prambada yang bertugas di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, di Rendang,  mengungkapkan, Gunung Agung memang kembali mengalami erupsi pada pukul 09.04 Wita.

Kata dia, kolom abu yang dikeluarkan ketinggiannya mencapai 500 meter. “Asap letusan bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang sampai tebal. Arah asap disertai abu vulkanik condong mengarah ke Barat Daya,” ucapnya.

Selain terjadi erupsi, kata Oktary dalam kurun waktu 12 jam gunung dengan ketinggian 3142 mdpl itu juga terjadi lima kali hembusan. Untuk kegempaan yakni vulkanik dangkal 3 kali dan vulkanik dalam 4 kali. Dari hasil pemantauan untuk deformasi tidak.ada perubahan. “Jadi kesimpulan kalau letusan ini diaki batkan oleh pemanasan air yang ada di dalam kawah, sehingga menimbulkan erupsi kecil dengan membawa material yang ada di kawah,”papar Oktary.

Baca juga:  Indri Mantari, Ngojek Sambil Rampungkan S2

Dia menjelaskan, sampat saat ini status Gunung Agung masih berada di Level III (Siaga) mengingat sampai detik ini masih sering terjadinya hembusan dan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal. “Sampai beberapa hari ke depan status masih Siaga. Karena hembusan kecil-kecil masih sering terjadi. Sambil jalan akan kami lakukan evaluasi. Untuk VONA masih berwarna orange dan tidK menggangu aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai,”tandasnya.

Disinggung apakah erupsi masih berpotensi terjadi kedepannya, Oktary menegaskan di level Siaga ini erupsi masih wajar terjadi karena gunung masih masuk fase erupsi. “Kalau erupsi kecil wajar masih terjadi di status siaga ini. Sementara untuk erupsi besar kecil kemungkinan terjadi masih kecil. Mengingat suplay magma sangat kecil. Termauk tekanan energi dari bawah juga rendah. Karena output lebih besar dari input,” tegas Oktori Prambada.

Baca juga:  Rekontruksi Kasus Pembunuhan Penjual Tiket Bus

Lebih lanjut dikatakannya, masyarakat yang bermukim zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak  tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun. Dimana zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.

“Bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar abu vulkanik di area puncak. Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung,” tutupnya.

Baca juga:  TNI Bangun Tenda Pengungsian di Sambirenteng, Ini Alasannya

Sementara warga Banjar Batumadeg, Desa Besakih Ni Nyoman Remini mengungkapkan,  memang terjadi hujan abu di rumahnya. hanya saja intensitas abunya tipis-tipis. “Abunya tipis. Dan sekarang ini hujan abu masih terjadi,” jelasnya.

Warga Banjar Keladian, Desa Pempatan, Jro Mangku Kemah juga mengungkapkan hal serupa. Dia mengakui jika di wilayahnya memang terjadi hujan abu. Hanya saja paparan abu vulkanik cukup tipis. “Paparan abu terjadi beberapa menit saja,” ucap Mangku Keneh.

Sementara itu Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiarta menjelaskan, meskipun Gunung Agung kembali mengalami erupsi, namun tidak sampai menggangu aktivitas persembahyangan yang dilakukan oleh pemedek yang tangkil ke Besakih. “Tidak ada pengaruh. Kondisi tetap normal. Pemedek cukup ramai yang tangkil,”singkat Jro Widiartha (eka prananda/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *